Melacak Sentimen Bullish Harga Minyak

0
15

JAVAFX – Sejak bulan April, pemerintahan presiden Biden berniat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran dan akibatnya mencabut sanksi minyak negara itu. Kabar itu akan mengembalikan Iran dalam jajaran pengekspor minyak utama setelah tiga tahun mendapat sanksi.

Kembalinya minyak mentah Iran ke pasar global akan menyebabkan potensi penurunan harga minyak dimana hal ini sontak menimbulkan kegelisahan pasar. Meski demikian, pulihnya kesepakatan yang akan tercapai misalnya tidak serta merta akan mengganggu keseimbangan pasokan yang telah rapuh dari OPEC+. Sebaliknya, kekhawatiran baru mumcul didorong dengan kemungkinan kegagalan kesepakatan nuklir Iran akan mendorong harga minyak dan gas.

Harga minyak turun hampir 3% minggu lalu setelah presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan bahwa Amerika Serikat siap untuk mencabut sanksi pada sektor minyak, perbankan, dan pengiriman negaranya. Namun, ketua parlemen Iran melukiskan gambaran yang jauh berbeda pada hari Minggu setelah mengumumkan bahwa pantauan kesepakatan dalam tiga bulan antara Iran dan pengawas nuklir PBB telah berakhir dan aksesnya ke gambar dari dalam beberapa situs nuklir Iran akan dihentikan.

Minyak mentah Brent di bursa berjangka untuk kontrak bulan Juli naik hampir 2%, menjadi $67,69 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Juli naik dengan margin yang sama menjadi $64,73 per barel.

Sementara itu, ETF minyak yang besar seperti VanEck Vectors Oil Service ETF juga telah membuat pergerakan yang kuat setelah perkembangan terakhir. Sejumlah pihak meyakini bahwa tren harga minyak masih akan tetap utuh bullish, baik Washington dan Teheran menandatangani kesepakatan baru atau tidak.

Secara keseluruhan, tampaknya hanya masalah waktu sebelum pihak yang terlibat menandatangani perjanjian nuklir baru. Investor bersiap untuk gelombang baru dari apa yang pasti akan sangat diskon minyak mentah Iran. Meski demikian, tetap ada kekhawatiran bahwa dengan peningkatan agresif dalam produksi dan ekspor Iran tidak mungkin menghentikan penarikan stok minyak global.

Sebagaimana pandangan Goldman Sachs, bahwa harga minyak masih tetap lebih tinggi meski ada peningkatan ekspor minyak Iran. Hal ini karena terjadi peningkatan permintaan global yang didorong oleh keberhasilan vaksinasi Covid-19. Dengan demikian, tak heran bila prospek harga minyak mentah masih akan tetap bullish dalam beberapa waktu mendatang.