Minyak Stabil Ditengah Meningkatnya Krisis Politik Venezuela

0
37
An oil rig situated in the ocean exploring for oil and gas. The oil rig is flaring LNG. Wide angle view of the oil rig on a calm ocean. Yellow and orange clouds at sunset.

JAVAFX – Harga minyak stabil pada perdagangan di hari Rabu (01/05)  karena krisis yang semakin intensif di Venezuela bersama dengan pengetatan sanksi AS terhadap Iran mamou mengimbangi dampak kenaikan pasokan minyak mentah AS yang tak terduga. Stok minyak mentah AS naik 6,8 juta barel menjadi 466,4 juta barel dalam seminggu hingga 26 April, demikian menurut American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa. Angka tersebut jauh melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan kenaikan hanya 1,5 juta barel.

Harga minyak mentah  Brent di $ 72,14 per barel, naik 8 sen atau 0,11 % sementara harga minyak mentah WTI turun 28 sen atau 0,44 % ke $ 63,63 per barel. Volume perdagangan sangat tipis, karena 1 Mei adalah hari libur di banyak bursa.

Banyak sentiment yang mempengaruhi perdagangan saat ini. Perang dagang AS – China yang masih berlarut-larut ditambah dengan kesengsaraan pasokan Venezuela dan faktor Iran. Keresahan menambah sejumlah faktor geopolitik cair yang telah mempengaruhi harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Krisis di Venezuela makin panas, di mana pemimpin oposisi Juan Guaido menyerukan pemberontakan terhadap Presiden Nicolas Maduro. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan dan gangguan lebih lanjut pada pasokan minyak mentah.

Pasar minyak telah semakin ketat tahun ini karena pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta sanksi terhadap Caracas dan Teheran. Washington akan mencabut keringanan bagi negara-negara tertentu untuk mengimpor minyak Iran mulai Mei ini dan mengatakan pihaknya bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak mentah Iran ke nol, tetapi masih belum jelas apakah pelanggan minyak utama Iran, China akan mematuhinya.

OPEC bertemu pada bulan Juni untuk membahas kebijakan produksi. Sementara Washington telah menuntut peningkatan produksi kelompok untuk menebus kekurangan dari Iran, pemimpin de facto OPEC Arab Saudi mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka tidak memiliki rencana segera untuk melakukannya.

Komentar terbaru dari Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengkonfirmasi pandangan bahwa Arab Saudi akan merespons dengan hati-hati bersama dengan produsen minyak lainnya dan tidak akan meningkatkan produksi. (WK)