Minyak terus turun di Asia tertekan penguatan dolar, pertumbuhan China

0
30
A jack-up rig performs work-over operations on a gas well

Harga minyak melemah di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, karena dolar menguat di tengah pemulihan pasar perumahan AS, sementara kekhawatiran berlanjut bahwa stimulus moneter mungkin tidak cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan di China.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 21 sen atau 0,3 persen pada pukul 00.43 GMT, menjadi diperdagangkan di 75,69 dolar AS per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 14 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 71,06 dolar AS per barel.

Dolar naik setelah data menunjukkan pembangunan rumah AS melonjak pada Mei ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun dan izin mendirikan bangunan juga naik, menunjukkan pasar perumahan mungkin pulih setelah dihantam oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Dolar yang lebih kuat membebani permintaan minyak karena membuat komoditas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Pasar tetap mengkhawatirkan pemulihan yang goyah di China, importir minyak utama dunia.

Mencari untuk mendorong pertumbuhan, China pada Selasa (20/6/2023) memangkas suku bunga acuan pinjaman (LPR) untuk pertama kali dalam 10 bulan, dengan pengurangan 10 basis poin yang lebih kecil dari perkiraan dalam LPR lima tahun.

Pengurangan suku bunga mengikuti data ekonomi baru-baru ini yang menunjukkan sektor ritel dan pabrik China sedang berjuang untuk mempertahankan momentum dari awal tahun ini.

“Investor tetap tidak sabar dengan upaya China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata ANZ Research dalam catatan klien pada Rabu.

“Peluncuran stimulus Beijing yang lambat menambah kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi.” Perdagangan minyak juga berhati-hati menjelang kesaksian di Kongres oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Rabu yang diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang pergerakan suku bunga di masa depan di ekonomi terbesar dunia itu.

Dua pembuat kebijakan Federal Reserve dan seorang ekonom yang dinominasikan untuk bergabung dengan mereka di dewan Fed yang berbasis di Washington pada Selasa (20/6/2023) mengatakan fokus mereka adalah menurunkan inflasi yang terlalu tinggi sehingga ekonomi AS dapat kembali ke pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Kami memperkirakan Ketua Fed Powell akan memberikan kesaksian semi-tahunan yang hawkish kepada Kongres yang mencerminkan proyeksi median FOMC untuk suku bunga yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang dan inflasi yang lebih kuat dalam waktu dekat,” kata ANZ Research dalam catatan tersebut, merujuk pada keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral.

Pedagang juga akan menunggu data persediaan minyak AS dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) pada Rabu dan Badan Informasi Energi AS pada Kamis (22/6/2023), kedua laporan tersebut tertunda sehari setelah hari libur nasional Juneteen pada Senin (19/6/2023).

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata stok minyak mentah turun sekitar 400.000 barel dalam sepekan hingga 16 Juni.