Pasokan Minyak Mentah Masih Melimpah Meski AS Jatuhkan Sanksi Ke Iran

0
36
Taken with sony a7 II

JAVAFX – Seperti telah diberitakan, Amerika Serikat akan mencabut pemberian keringanan bagi negara-negara yang masih mengimpor minyak mentah Iran mulai 2 Mei nanti. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump untuk menolkan ekspor minyak mentah Iran.

Diatas kertas, sanksi AS ini bisa membuat pasokan minyak mentah dunia berkurang dan harga minyak dunia terkerek naik. Nyatanya, pasokan minyak dunia masih cukup untuk menggantikan hilangnya pasokan minyak Iran tersebut.

Sumber-sumber lain masih bisa menggantikan hilangnya pasokan tersebut, termasuk negara-negara anggota OPEC lainnya, hingga Rusia bahkan Amerika Serikat sekalipun. Ledakan produksi minyak serpih AS justru menimbulkan kekhawatiran akan ledakan produksi kembali.

Kebuntuan pasokan dari Iran ini tentu menjadi persoalan bagi China sebagai konsumen besar. Jika batas waktu tersebut lewat, akankah AS memberlakukan sanksi bagi China atau ini akan menjadi salah satu pembahasan dalam mencapai kesepakatan diantara mereka untuk mengakhiri perang dagang.

Kementerian luar negeri Cina minggu ini mengatakan bahwa Beijing secara resmi telah mengajukan keberatan ke Amerika Serikat tentang langkah tersebut. Analis memperkirakan bahwa China dapat mengabaikan pembatasan tersebut, terutama karena Washington adalah perusahaan pengimpor perusahaan minyak mentah Iran yang pada saat yang sama merupakan pembeli utama gas alam dan gas cair AS.

SEB Swedia mengatakan Beijing dapat meningkatkan impor minyak mentah Iran dalam beberapa bulan mendatang dari sekitar 600.000 barel per hari pada Maret menjadi sekitar 1 juta barel per hari, karena tekanan AS, sementara ekspor berada di bawah sanksi, radar dapat mencapai 500.000 barel per hari lainnya.

Kini banyak penyulingan minyak mentah memburu minyak Iran guna menyediakan bahan bakar bersulfur rendah sebelum tanggal 2 Mei tersebut dijalankan. (WK)