PBB sebut perjanjian Saudi-Iran sebagai peluang bagi Yaman

0
27
FILE PHOTO: Overview of the session of the Human Rights Council during the speech of U.N. High Commissioner for Human Rights Michelle Bachelet at the United Nations in Geneva, Switzerland, February 27, 2020. Picture taken with a fisheye lens. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo

Perjanjian mengenai pemulihan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran yang dimediasi oleh China merupakan peluang bagi penyelesaian konflik di Yaman, menurut seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (15/3).

Saat ditanya mengenai seberapa optimistis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai kemungkinan perjanjian itu menghadirkan terobosan di Yaman, juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan perjanjian itu “jelas merupakan sebuah peluang.” “Ini adalah hal yang besar dalam urusan hubungan diplomatik.

Utusan (PBB untuk Yaman) telah melakukan kunjungan yang baik dan positif ke Iran.

Kami berharap ini menciptakan iklim yang kondusif untuk membuka jalur politik menuju perdamaian di Yaman,” kata Dujarric.

Meski gencatan senjata di Yaman belum diperpanjang secara resmi, dampak positif dari gencatan senjata itu terus berlanjut, imbuh Dujarric.

“Kita belum melihat bentrokan besar.

Kita melihat akses kemanusiaan yang lebih baik.

Kita terus melihat penerbangan sipil.

Ini semua adalah hal yang baik, tetapi perlu ditingkatkan dan ditingkatkan dengan cepat.” Sebelumnya pada Rabu, utusan PBB untuk Yaman Hans Grundberg, dalam pengarahan yang disampaikannya di hadapan Dewan Keamanan PBB, menyambut baik kesepakatan Arab Saudi-Iran itu.

“Izinkan saya untuk juga menggunakan kesempatan ini untuk menyambut baik kesepakatan yang belum lama ini terjalin antara Arab Saudi dan Iran untuk melanjutkan kembali hubungan diplomatik, yang difasilitasi oleh Republik Rakyat China.

Dialog dan hubungan bertetangga yang baik ini penting bagi kawasan ini dan bagi Yaman,” ujarnya.

Para pihak harus memanfaatkan kesempatan yang dihadirkan oleh momentum regional dan internasional ini untuk mengambil langkah tegas menuju masa depan yang lebih damai, katanya melalui tautan video.

Yaman telah terperosok dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika kelompok militan Houthi yang didukung Iran menyerbu sejumlah kota di wilayah utara dan memaksa pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi keluar dari ibu kota, Sanaa.

Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi dalam konflik Yaman pada 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman.