Pergerakan Harga Minyak Masih Mendatar

0
321

JAVAFX – Berita minyak di hari Kamis(18/1/2018), pergerakan harga minyak masih mendatar namun masih mencoba untuk pertahankan sisi penguatannya pada perdagangan sore hari ini dimana ada unsur beli kembali setelah tadi pagi data persediaan minyak AS versi API menyatakan telah mengalami penurunan kembali.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,01 atau 0,02% di level $63,97 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,10 atau 0,14% di harga $69,28 per barel.

Sebelumnya bahwa data API tentang persediaan minyak AS bahwa persediaan minyak mentah turun 5,121 juta barel, persediaan bensin naik 1,782 juta barel dan persediaan minyak pemanas serta solar naik sebesar 609 ribu barel. Investor menunggu data persediaan minyak AS versi pemerintah yang dirilis oleh EIA nanti malam, di mana kadang kedua data ini beriringan hasilnya, kadang pula berlawanan.

Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level 3 tahun tertingginya setelah Energy Information Administration dalam bulanannya telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74.

Selain itu beberapa bank besar dunia menaikkan proyeksi harga minyak. Seperti Bank of America Merryl Lynch menaikkan prediksi harga minyak Brent di tahun ini dari $56 per barel menjadi $64 per barel dan untuk harga minyak WTI naik dari $52 per barel menjadi $60 per barel. Serta diperkirakan juga bahwa pasokan minyak dunia akan mengalami defisit sekitar 430 ribu bph atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang defisit 100 ribu bph.

Sedangkan Morgan Stanley menyatakan bahwa defisit pasokan minyak tahun ini akan mencapai 500 ribu bph atau naik dari perkiraan sebelumnya 200 ribu bph dan rata-rata harga Brent di kuartal ketiga bisa $75 per barel dan minyak WTI bisa ke $70 per barel. Goldman Sachs sendiri belum menaikkan target harga kepada dua jenis minyak tersebut, namun menyatakan bahwa keuntungan yang di dapat oleh produsen minyak makin membesar karena biaya produksi minyak hanya $50 hingga $55 per barelnya.

Menteri Minyak Kuwait Bakheet Al-Rashidi menyatakan bahwa dengan harga yang sedang tinggi tersebut, OPEC tetap berkomitmen untuk terus menjaga pasokan yang stabil. Pernyataan ini seakan menegaskan bahwa tingkat kepatuhannya masih diyakini akan membaik. Seperti kita ketahui bahwa OPEC di bulan lalu, ternyata tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters