Perundingan Paska Brexit Makin Beku Terdampak Corona

0
71
Lady Justice european union and United Kingdom flag. Symbol of law and justice with EU and UK Flag. Brexit.

JAVAFX – The Guardian News Paperpada hari Kamis (26/03/2020) menerbitkan sebuah artikel yang menjelaskan bahwa “putaran perundingan hubungan Inggris dengan UE dimasa depan, telah ditinggalkan sebagai akibat wabah corona, disaat pemerintahan Boris Johnson masih menyiapkan teks yang komprehensif untuk kedua belah pihak. Dalam sebuah pertemuan komisi Eropa pada hari Kamis, utusan dari Brussel diberitahu bahwa mustahil melakukan negosiasi melalui konferensi video.

Kedua belah pihak berusaha menemukan cara untuk mempertahankan dialog dalam beberapa minggu dan bulan mendatang untuk memulai pembicaraan, tetapi jadwal sebelumnya untuk negosiasi putaran, dengan minggu-minggu yang disisihkan untuk konsultasi dan persiapan, telah dibatalkan.

Komisi Eropa sendiri telah menerbitkan draft perjanjian sebanyak 441 halaman pada 13 Maret yang mencakup setiap aspek hubungan masa depan. Inggris meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 31 Januari dan memiliki hingga akhir tahun untuk menegosiasikan hubungan ekonomi dan keamanan baru atau menghadapi perdagangan dengan persyaratan WTO dengan tarif besar pada barang.

Terlepas dari desakan publik pada Downing Street bahwa teks yang sama komprehensif akan diajukan awal bulan ini, sumber-sumber Uni Eropa mengatakan Inggris hanya mengajukan empat dokumen yang mencakup perdagangan, transportasi, penerbangan dan kerjasama nuklir. London belum mengajukan teks hukum pada isu-isu penting termasuk kerja sama keamanan atau perikanan, dan juga tidak mempublikasikan teksnya.

Sumber-sumber UE juga mengatakan posisi Inggris dalam teks berada di “galaksi yang berbeda” dengan yang ada di Brussels.  Fakta bahwa Inggris masih menyusun perjanjian menambah kesulitan tambahan, kata sumber UE. Poin-poin utama yang melekat antara Inggris dan UE tetap pada apa yang disebut sebagai komitmen bidang permainan yang sama untuk memastikan bahwa kedua belah pihak mempertahankan standar tinggi di bidang regulasi lingkungan, sosial dan perburuhan.

Para pejabat dari kedua belah pihak juga berjuang untuk menemukan cara untuk membuat negosiasi berjalan, dimana ada rencana untuk melakukan pembicaraan diluar London atau Brussels mengingat krisis Covid-19. Brussels mencari non-regresi dari standar Uni Eropa dan bagi Inggris untuk “menyelaraskan” dengan Brussels pada aturan bantuan negara yang membatasi subsidi.

Dampak kebuntuan perundingan ini membuat perdagangan mata uang silang seperti EURGBP memetakan struktur dukungan, dimana bulls mencari paritas.