PM Singapura: AS agar Tak Bersikap Keras terhadap China

0
19
Lee Hsien Loong, Singapore's prime minister, speaks during a news conference with Malaysia Prime Minister Mahathir Mohamad, not pictured, in Putrajaya, Malaysia, on Tuesday, April 9, 2019. The leaders of neighboring Singapore and Malaysia agreed to amicably resolve a long-running dispute over water that has stoked tensions for decades. Photographer: Samsul Said/Bloomberg via Getty Images

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Selasa (3/8) memperingatkan Amerika Serikat agar tidak secara agresif menantang China, dengan mengatakan pandangan Washington yang semakin bersikap keras itu dapat menjadi “sangat berbahaya.” Lee Hsien Loong menjelaskan Amerika Serikat telah beralih dari pendekatan persaingan sehat dengan China menjadi pandangan bahwa Amerika “harus menang, dengan satu atau cara lainnya.” “Ada konsensus bipartisan (AS) hari ini tentang satu hal, yaitu hubungan dengan China,” kata PM Singapura itu kepada Forum Keamanan Aspen.

“Namun sikap mereka adalah mengambil garis keras.

Saya tidak yakin itu konsensus yang tepat,” kata pemimpin Singapura tersebut.

Dalam situasi itu, Lee berpandangan baik AS maupun China sejenak memikirkan baik-baik sebelum kemudian bertindak.

“Itu sangat berbahaya,” tambahnya.

Lee yang dinilai memiliki wawasan tentang kepemimpinan kedua negara, menyatakan pandangan keras Washington terhadap China semakin diimbangi dengan keyakinan China bahwa Amerika Serikat tidak dapat dipercaya dan berusaha menghalangi kehadirannya.

PM Singapura itu mengkritik peragaan ketangguhan pemerintahan Biden dalam pertemuan bilateral tingkat tinggi pertama dengan China di Anchorage, Alaska pada bulan Maret 2021.

Namun Lee mendukung kembalinya pemerintahan Biden pada kebijakan luar negeri yang “lebih konvensional” setelah pendekatan yang mengganggu dari pendahulunya Donald Trump.

“Negara-negara mencari konsistensi strategis jangka panjang dari AS,” ia menambahkan lebih lanjut, kebijakan AS yang “dapat diandalkan dan dapat diprediksi.” Lee mengungkapkan bahwa Taiwan berpotensi menjadi titik bentrokan jika tidak berhati-hati dan salah perhitungan.

Dia mengungkapkan apresiasinya terhadap komentar Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Singapura pekan lalu yang memperingatkan bahwa setiap perubahan dalam status-quo dari situasi Taiwan akan berbahaya.