Pound Sterling Melanjutkan Pelemahannya

0
168

JAVAFX – Berita forex di hari Selasa(30/1/2018), pound sterling melanjutkan pelemahannya pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pelemahan ini bentuk wacana baru dari AS bahwa mata uangnya memang harus membalas penurunan yang terjadi di pekan lalu dan pasar juga menantikan kunci pergerakan mata uang utama selanjutnya dengan mendengar pidato Trump nanti malam.

Secara umum dolar AS masih bergerak memberikan tekanan kepada mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4040 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.4070. USDJPY untuk sementara berada di level 108,72 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 108,94. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,8070 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,8092.

Secara garis besar memang dolar AS masih bertahan untuk tidak terlaku tertekan yang besar dari mata uang utama dunia karena investor menantikan pidato Presiden Trump dalam acara state of nation di mana investor akan melihat bagaimana kerja Trump untuk 1 tahun ke depan.

Investor memang sedang menantikan bagaimana kebijakan Trump dalam menangani perdagangan AS dengan negara-negara di dunia dalam usahanya untuk meningkatkan ekspor AS serta sedikit banyak menghambat impor ke AS. Investor juga akan melihat kebijakan pembangunan infrastruktur di AS serta penanganan geopolitik AS terhadap Korea Utara dan negara-negara lainnya.

Fed meeting akan dimulai nanti malam dan akan berakhir di Kamis dini hari. Pasar yakin bahwa rapat suku bunga kali ini tidak akan merubah level suku bunganya, namun pandangan the Fed atas masa depan dari nilai aktivitas produktivitas AS sangat dinantikan oleh pasar, karena pasar butuh keyakinan tentang agresif tidaknya kenaikan suku bunga di tahun ini.

Pasar juga menantikan reaksi dari the Fed setelah rapat suku bunga kali ini karena rapat kali ini merupakan rapat terakhir yang akan dipimpin oleh Janet Yellen sebelum awal bulan depan digantikan oleh Jerome Powell.

Kondisi ekonomi Inggris sendiri memang sedang timbul tenggelam, namun data tenaga kerja Inggris yang terakhir menyimbolkan bahwa ada sebuah peringatan untuk kinerja ekonomi Inggris akan mengalami penurunan terlebih dahulu sehingga tekanan terhadap normalisasi kebijakan moneternya juga agak berkurang.

Banyak pihak mengeluarkan hasil survei dan analisanya bahwa Inggris akan mengalami tekanan akan mundurnya kinerja ekonominya untuk jangka panjang karena Brexit, apalagi belum ada kejelasan tentang hubungan perdagangan dengan Uni Eropa pasca Brexit. Harapan lanjutan penguatan poundsterling yang lebih besar adalah dari berhasil tidaknya perundingan Brexit selanjutnya yang diperkirakan baru akan dimulai pekan depan.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Guardian