Powell Jaga Asa Potong Suku Bunga, Harga Emas Naik

0
72

JAVAFXHarga emas di bursa berjangka berakhir lebih tinggi pada hari Jumat (12/07/2019) dan mencatat kinerja mingguan dengan hasil untung pula. Dorongan kenaikan harga emas bersumber dari terjaganya harapan pasar akan pemangkasan suku bunga diakhir bulan ini, paska Gubernur Bank Sentral AS melakukan paparan di Kongres.

Dalam paparan yang berlangsung pada Rabu dan Kamis kemarin, Jerome Powell secara tersirat tidak menghapus keinginan untuk memangkas suku bunga acuan. Pasar meyakini bahwa pemangkasan akan dilakukan pada akhir bulan ini saat pertemuan reguler komisi pasar bebas federal, FOMC.

Dengan pernyataan yang bernada dovish tersebut, pasar bergairah untuk melakukan aksi beli kembali ditengah koreksi saat ini. Para pialang sebagian memilih untuk menunggu harga lebih rendah sebelum melakukan pembelian lebih lanjut. Emas masih akan diperdagangkan setidaknya dalam kisaran $1400 – $1450 dalam jangka pendek ini.

Pada penutupan perdagangan, harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Agustus di bursa Comex berakhir dengan naik $ 5,50, atau 0,4%, dan menetap di harga $ 1,412.20 per troy ons. Harga untuk kontrak paling aktif ini mengalami kenaikan dalam sepekan sebesar 0,9%.

Harga sempat mengalami koreksi dalam perdagangan hari Jumat ketika data yang menunjukkan harga produsen AS dirilis naik sebesar 0,1% untuk bulan Juni. Kenaikan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang justru berpikir akan mengalami penurunan sebesar 0,1%. Harga diluar makanan dan energi sebagai PPI Inti mengalami pergerakan datar selama dua bulan berturut-turut dengan kenaikan sebesar 0,4%.

Sentimen fundamental nampak beragam, dari paparan Jerome Powell di Kongres AS yang bernada dovish, sehingga memantapkan proyeksi pemangkasan suku bunga hingga kinerja bursa saham AS yang cemerlang, dimana Indek saham menembus level tertingginya. Semua ini saling berbenturan dengan faktor lain seperti data ekonomi yang mengejutkan. Pun demikian, pasar masih optimis dengan tren kenaikan harga emas saat ini. Berpijak pada ketidak pastian ekonomi global sehingga meningkatkan resiko dan membuat emas sebagai aset safe haven makin bersinar.

Lebih-lebih setelah Dolar AS mengalami tekanan baru dalam minggu ini, dimana Indek Dolar AS turun 0,2% dalam sepekan. Tentu saja semakin memperkokoh harga emas untuk naik dalam perdagangan di bursa berjangka. Dolar yang lebih lemah dapat menjadi positif untuk komoditas yang dinilai dalam unit, karena membuat mereka lebih murah untuk pengguna mata uang lainnya.

Tentu saja, Powell tidak menggunakan minggu ini sebagai kesempatan untuk menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga, dan malah mengutip bahwa ‘ketidakpastian di sekitar pertumbuhan global dan perdagangan terus membebani prospek’ yang telah memperkuat risiko harga untuk emas, dan para ekonom kami sekarang memperkirakan Fed akan memotong 25 basis poin pada bulan Juli dan telah memperkirakan 25 basis basis pada bulan September.

Patut dicermati bahwa reli harga emas saat ini mengandung kerawanan pula. Ada potensi dari ketegangan perang dagang yang mereda antara AS – China bisa menjadi sentiment negatif bagi harga emas.

“Ke depan, emas tetap menjadi ‘permainan panjang’ yang paling menarik di pasar komoditas, sementara tembaga masih merupakan indikator tunggal terbaik untuk sentimen pasar luas terhadap ekonomi global dan dinamika yang sangat berubah dalam perang perdagangan,” kata Tyler Richey, co -editor di Sevens Report Research.

Data resmi Tiongkok pada hari Jumat mengungkapkan bahwa impor negara itu turun sebesar 7,3% pada bulan Juni. Data ini “melukiskan gambaran yang cukup suram dari permintaannya untuk komoditas,” kata Oliver Allen, asisten ekonom di Capital Economics. “Mengingat bahwa kami memperkirakan ekonomi China akan melambat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, kenaikan impor komoditas China tampaknya tidak mungkin.”

Daya tarik emas sebagai investasi surga, bagaimanapun, sering mendapat dorongan selama masa ketidakpastian ekonomi. (WK)