Safe Haven Yen Muncul Lagi

0
62

JAVAFX – Safe haven yen muncul lagi hingga perdagangan siang ini dengan terpengaruh pasca the Fed yang mengeluarkan kebijakan moneter yang tidak berubah dini hari tadi.

Semalam yen sebetulnya membuat tekanan yang cukup besar kepada dolar AS meski sektor perumahan AS kembali bangkit, namun hasil FOMC meeting membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya.

USDJPY untuk sementara berada di level 110,89, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,8058, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7262.

Kondisi mata uang AS, greenback sendiri dalam beberapa pekan ini mengalami tekanan yang cukup besar dimana sejak awal tahun dolar AS telah mengalami tekanan dari yen sebesar 5%.

Situasi menurunnya perekonomian AS merupakan salah satu sebab IMF menurunkan target pertumbuhan negeri Paman Sam tersebut beberapa hari lalu.

Selain itu IMF memberikan masukan ke pasar bahwa situasi politik di AS yang cenderung tidak stabil membuat situasi agenda ekonomi Trump juga makin dipertanyakan lebih lanjutnya.

RUU Kesehatan yang gagal lolos dari kongres AS semalam membuat gagal sebagai pembuka bagi pintu kejelasan agenda ekonomi Trump yang sangat pro terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meski perumahan AS sudah membaik, namun hasil Fed meeting yang tidak merubah suku bunganya membuat investor diberitahu the Fed bahwa defisit neraca adalah fokus utama di tahun ini.

Memperbaiki defisit sebuah neraca apabila tidak ada bantuan dari sisi fiskal, maka berarti nilai mata uangnya harus direndahkan secara otomatis, agar lambat laun defisitnya berkurang.

Ini berarti bahwa nilai dolar AS harus terus melemah sehingga upaya currency war juga tak bisa dihindarkan.

Sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa pekan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa awal pemerintahan Trump telah menuduh Jepang dan China serta Eropa telah melakukan diskriminasi dagang sehingga mengakibatkan kondisi produsen asal AS mengalami banyak kemunduran usaha.

Sampai saat ini kejelasan tuduhan Trump tersebut juga tidak terbukti kebenarannya sehingga kita melihat justru perang mata uangnyalah yang muncul.

Apalagi BoJ sendiri masih bertahan dengan suku bunga rendahnya, seperti hasil paparan yang kemarin dirilisnya bahwa BoJ memperkirakan bahwa 2020 adalah waktu untuk mengevaluasi suku bunga tersebut.

Semakin lama unsur kenaikan suku bunga Jepang, maka semakin lama juga yen bertahan dari gempuran greenback.

Permintaan domestik Jepang cenderung mengikuti tren kenaikan, dengan siklus pembayaran yang baik dari pendapatan ke belanja dipertahankan di sektor korporasi dan rumah tangga.

Di antara risiko negatif terhadap pemulihan adalah ketidakpastian yang sekarang ada di seputar kebijakan ekonomi AS.

Paparannya juga menunjukkan ekspor berada pada tren yang meningkat, sementara ekspektasi untuk inflasi tetap berada dalam fase pelemahan.

Inilah yang membuat yen sewaktu-waktu masih bisa menekan dolar AS.

Aksi beli yen juga diikuti pada mata uang utama Asia lainnya seperti dolar Australia hari ini yang terkait pula dengan kebijakan the Fed yang baru tersebut.

 

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters