Saham Asia Tersungkur Setelah Mendapat Pukulan Keras Dari Corona

0
38

JAVAFX – Kekalahan di saham dunia semakin dalam pada hari Senin, dengan para investor bingung karena data akhir pekan dari China yang menunjukkan kontraksi tercepat dalam aktivitas pabrik sehingga meningkatkan kekhawatiran akan resesi global sebagai dampak dari penyebaran virus corona yang semakin meluas keseluruh dunia.

Ketakutan pandemi mendorong pasar dari tebing pekan lalu, menghapus lebih dari $5 triliun dari nilai saham global karena saham membukukan penurunan tertajam mereka dalam lebih dari satu dekade.

Skala kerugian yang besar telah mendorong pasar keuangan untuk menghargai respons kebijakan dari Federal Reserve AS ke Bank of Japan dan Reserve Bank of Australia.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3%.

Indeks Nikkei (N225) dibuka 1,3% lebih rendah, Indeks S&P/ASX 200 (AXJO) turun 3%.

Benchmark Treasury AS 10 Tahun mencapai rekor terendah baru di 1,0750% (US10YT = RR).

Para pemimpin di Eropa, Timur Tengah dan Amerika mengeluarkan larangan pada pertemuan besar dan pembatasan perjalanan yang lebih ketat selama akhir pekan karena kasus penyebaran virus corona yang kian meluas.

Corona yang dimulai di Cina kini telah menewaskan hampir 3.000 orang di seluruh dunia ketika pihak berwenang berlomba untuk menahan infeksi di Iran, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Tetapi dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang melampaui jumlah infeksi di China, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa negara-negara harus bersiap.

Virus ini sekarang menyebar lebih cepat di luar Cina daripada di dalam, memicu kekhawatiran bahwa dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Upaya untuk menahan wabah telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi China, yang perlahan-lahan kembali normal. Ada kekhawatiran bahwa negara-negara lain dapat menghadapi masalah yang sama dengan penyebaran virus di seluruh dunia.

Pada hari Sabtu laku, China melaporkan kontraksi tercepat dalam aktivitas pabrik.

Kepanikan investor pekan lalu membuat obligasi melonjak dan saham anjlok. Indeks S&P 500 (SPX) turun 11,5%, hanya penurunan persentase mingguan dua digit kelima sejak 1940.

Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan pada hari Senin (2/3) bahwa BOJ akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan pasar keuangan sebagai dampak dari epidemi wabah corona yang mengaburkan prospek ekonomi.

“Pasar keuangan luar negeri dan domestik terus membuat gerakan tidak stabil karena mempertinggi ketidakpastian atas dampak pada ekonomi dari penyebaran virus corona,” kata Kuroda dalam pernyataan darurat yang dikeluarkan pada hari Senin.

“BOJ akan memantau perkembangan perekonomian global dengan hati-hati, serta berusaha untuk menstabilkan pasar dan menawarkan likuiditas yang cukup melalui operasi pasar dan pembelian aset,” pungkasnya.