Saham Hong Kong Dibuka Anjlok Pasca Libur Imlek

0
66

JAVAFX – Bursa saham Hong Kong terpantau menurun pada perdagangan Rabu (29/1) pagi setelah libur Tahun Baru Imlek dan di tengah kekhawatiran virus Corona yang terus menyebar dan semakin berdampak ke pasar keuangan global serta meningkatkan cengkeraman kuat pada investor.

Indeks Hang Seng diperdagangkan turun hampir 3% di awal perdagangan, setelah pada sesi sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2,49%.

Saham perusahaan terkait perjalanan yang terdaftar di Hong Kong anjlok. China Eastern Airlines jatuh 5,54% dan China Southern Airlines turun 5,36%. Saham-saham asuransi juga terpukul, dengan perusahaan asuransi jiwa AIA menurun 1,87% dan saham China Life Insurance yang terdaftar di Hong Kong turun 4,27%. Sementara itu, saham game turun karena Wynn Macau merosot 4,11% dan Melco International Development turun 4,75%.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada hari Sabtu mengumumkan darurat virus di kota 7,3 juta, memperpanjang pembatalan sekolah hingga 17 Februari dan membatalkan semua kunjungan resmi ke daratan Cina. Otoritas kesehatan China mengatakan Selasa bahwa wabah virus corona telah menewaskan 106 orang dan sebanyak 4.515 terinfeksi virus tersebut.

Lam mengumumkan paket tindakan yang bertujuan membatasi koneksi pusat keuangan Asia ke Cina daratan. Penerbangan dan perjalanan kereta cepat antara Hong Kong dan kota Wuhan di Cina akan dihentikan, dan perayaan tahunan Tahun Baru Imlek untuk kota tersebut telah dibatalkan. Gedung Putih telah memberi tahu maskapai penerbangan bahwa mereka mungkin menangguhkan semua penerbangan dari China ke AS.

Pasar di China tetap tutup pada hari Rabu untuk liburan.

Di pasar Asia lainnya, Indeks Nikkei 225 naik 0,54%, Indeks Kospi naik 0,63%, Indeks S&P/ASX 200 naik 0,64%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,43% lebih rendah.

Sentimen yang membuat pasar bersikap risk-off (menghindari risiko)  adalah penyebaran virus Corona yang semakin luas membuat pelaku pasar khawatir terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia. Sudah lebih dari 2.000 kasus virus Corona terjadi di China dengan korban jiwa mencapai 82 orang. Tidak hanya di China, virus ini juga sudah menyebar ke berbagai negara di Asia, Amerika, sampai Eropa.

Virus Corona berawal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China. Perayaan libur Tahun Baru Imlek membuat virus ini menyebar luas dan cepat, karena tingginya mobilitas masyarakat. Zhou Xianwang, Wali Kota Wuhan, mengakui bahwa upaya pengendalian virus di kota yang dipimpinnya kurang baik. Bahkan dia siap mundur jika memang harus demikian.

Gara-gara virus Corona, perayaan Imlek di China menjadi gloomy. Bahkan Wuhan seolah menjadi kota mati, tidak ada aktivitas berarti saat semestinya warga bersuka cita menyambut tahun baru. Imlek yang biasanya menjadi puncak konsumsi rumah tangga di Negeri Tirai Bambu berubah 180 derajat. Sepertinya dalam waktu dekat konsumsi rumah tangga masih belum bisa diandalkan sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami menutup kota untuk menghentikan penyebaran virus, tetapi sepertinya kami sudah menorehkan nama buruk di buku sejarah. Kalau memang dibutuhkan, saya siap mundur sebagai bentuk permintaan maaf. Ketua Partai (Komunis) Wuhan Ma Guoqiang dan saya akan bertanggung jawab,” kata Zhou dalam wawancara dengan CCTV, seperti dikutip dari Reuters.

Padahal China adalah pendorong pertumbuhan ekonomi Asia, bahkan dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi China tumbuh 6% pada 2020. Namun seiring kelesuan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor akibat penyebaran virus Corona, maka angka tersebut jadi penuh tanda tanya. Selain konsumsi, aktivitas dunia usaha juga tentu terganggu. Jadi investasi dan ekspor juga kemungkinan besar bakal melambat. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi China akan susah keluar dari jalur pelambatan.

Dengan perkembangan ini, sangat wajar investor enggan bermain di aset-aset berisiko. Lebih baik mengamankan diri dengan memburu aset aman (safe haven) seperti emas atau yen Jepang. Rupiah yang kekurangan peminat tidak punya pilihan selain melemah.