Secara Nyata, Emas Mampu Bertahan Dari Penguatan Dolar AS

0
45
Harga Emas Naik Cetak Level Tertinggi 20 Bulan

Mungkin terlalu dini untuk berbicara tentang penembusan emas; namun, emas diakhir pekan ini terlihat memiliki kinerja yang solid. Meskipun berakhir di wilayah yang relatif netral pada hari Jumat (09/09/2022), ada kemenangan kecil dalam apa yang tidak dilakukan pasar yakni menembus ke posisi terendah baru. Sementara dolar AS naik ke level tertinggi 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang global.

Greenback mengaut dan mengalami penembusan besar-besaran terhadap yen Jepang dan yuan China; pada saat yang sama, poundsterling jatuh ke level terendah dalam 35 tahun terhadap AS. Dolar dan euro terus diperdagangkan di bawah paritas dengan greenback, jatuh ke level terendah baru dalam 20 tahun.

Mata uang di seluruh dunia jatuh ke raksasa yang kini menjadi Raja Dolar, semua mata uang global kecuali emas. Logam mulia justru telah berhasil mempertahankan dukungan cepat di atas $1.700 per troy ons. Emas juga berhasil menahan kenaikan imbal hasil obligasi AS, dimana yield tenor 10-tahun naik menjadi 3,5%. Ini merupakan level tertinggi bagi yield obligasi AS dalam dua bulan.

Hingga akhir pekan ini, pasar masih melihat peluang sebesar 90% bagi bank sentral AS dalam menaikkan suku bunganya 75 basis poin pada pertemuan 21 September mendatang. Ekspektasi pasar menguat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral akan mempertahankan sikap kebijakan moneter yang agresif “sampai pekerjaan selesai.” Harga emas memang jatuh ke posisi terendah dalam perdagangan tersebut menyusul komentar bernada hawkish dari Jerome Powell, tetapi pada akhirnya mampu bertahan diatas level support krusialnya.

Ada alasan bagaimana emas mampu menahan kenaikan imbal hasil obligasi dan momentum penguatan dolar AS, yakni karena investor sekali lagi mulai melihatnya sebagai aset safe-haven yang penting serta lindung nilai inflasi. Sebagaimana diketahui bahwa A.S. bisa menghadapi krisis utang negara karena imbal hasil Treasury terus meningkat. Hal ini bukan hanya menjadi masalah bagi AS saja, namun juga Eropa. Sebagaimana dikatakan oleh Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, bahwa resesi bisa menjadi masalah setelah ECB menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Dalam sebuah konferensi pers, dia mengatakan bahwa resesi bukanlah skenario dasar ECB, tetapi sebagai bagian dari skenario bearish, mereka melihat ekonomi zona euro dapat berkontraksi sebesar 0,9% pada tahun 2023.

Meskipun beberapa investor mulai melihat nilai emas, masih ada jalan panjang untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi musim panas ini. Bears masih mengendalikan pasar karena mereka melikuidasi taruhan emas bullish mereka. Masih ada jalan panjang sebelum emas bersinar terang kembali, tapi setidaknya itu bertahan untuk saat ini.