Sekilas Tentang Inflasi dan Suku Bunga

Inflasi dan Suku Bunga

Inflasi dan suku bunga sangat berkaitan, dan kerapkali merujuk pada ekonomi makro. Inflasi mengacu pada suku bunga, dimana harga untuk barang dan jasa naik. Di Amerika Serikat, suku bunga ditentukan oleh Federal Reserve (kadang-kadang disebut “Fed”). Secara umum, pada saat suku bunga lebih rendah, maka banyak orang bisa meminjam lebih banyak uang.

Akibatnya, konsumer punya lebih banyak uang untuk belanja, yang memicu ekonomi tumbuh dan inflasi meningkat. Kebalikan dari suku bunga yang lebih tinggi. Pada saat suku bunga naik, konsumer cenderung menabung karena bunga (tabungan) menjadi lebih tinggi.  Dengan pengeluaran yang lebih kecil dari pendapatan, sebagai dampak dari meningkatnya tabungan, maka ekonomi melambat  dan inflasi menurun.

Komite Federal Pasar Terbuka  atau The  Federal Open Market Committee (FOMC), bertemu delapan kali pada setiap tahun untuk meninjau kondisi ekonomi dan keuangan serta memutuskan kebijakan moneter. Kebijakan moneter mengacu pada pelbagai tindakan yang diambil yang berpengaruh pada tingkat ketersediaan biaya kredit dan uang.

Pada setiap pertemuan FOMC, target suku bunga jangka pendek ditentukan. Dengan menggunakan indikator ekonomi seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) dan producer price index (PPI) atau Indek Harga Produsen, Fed akan menentukan target suku bunga dengan tujuan menjaga ekonomi tetap dalam keseimbangan.

Dengan menetapkan target suku bunga naik atau turun, Fed berupaya untuk mencapai lapangan kerja secara maksimun, menstabilkan harga dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi. Fed akan mendongkrak suku bunga guna mengurangi inflasi. Sebaliknya, Fed akan menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Para investor dan trader  selalu menyimak dengan jeli keputusan suku bunga dari FOMC, setelah setiap pertemuan FOMC (dari delapan kali pertemuan) satu pengumuman yang dirilis berkenaan dengan keputusan Fed untuk mendongkrak, menurunkan atau tidak mengubah suku bunga inti.

Tentu saja keputusan Fed mengenai suku bunga akan berimplikasi pada pasar keuangan dan komoditas, terutama pada saat Fed memutuskan untuk merubah suku bunga. Sebagai contoh, dollar AS biasanya menguat saat pasar forex merespon kenaikan suku bunga Amerika Serikat sesaat setelah dipublikasikan oleh Fed.

Gambar : forex-central.net

Get the daily news in your inbox

Related Articles

Share this post

Hubungi Kami

Pusat Edukasi

Pusat Berita

Headquarter

Foresta Business Loft 5 Unit 15
Jl. BSD Boulevard, Lengkong Kulon
Pagedangan Tangerang
Banten 15331

Contact Us

Phone: +62 21 222 32 200
Fax: +62 21 222 31 318
Email: [email protected]

Peringatan Resiko: Contracts for Difference(CFD) adalah produk keuangan yang complex yang ditransaksikan berupa margin. Trading CFD memiliki tingkat resiko yang tinggi dikarenakan leverage yang bekerja memberikan keuntungan ataupun kerugian sekaligus. Sebagai akibatnya, CFD mungkin saja tidak cocok dengan semua investor karena anda bisa kehilangan seluruh modal yang anda investasikan. Anda disarankan untuk tidak meresikokan dana lebih dari yang anda persiapkan untuk kerugian. Sebelum memutuskan untuk bertransaksi, anda harus memastkan bahwa anda mengerti resiko yang terdapat dalam akun untuk tujuan investasi dan tingkat pengalaman anda. Performa yang sudah ada di CFD tidak dapat dijadikan indikator andalan untuk hasil kedepan. Umumnya CFD tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, jatuh tempo sebuah posisi CFD ditentukan oleh kapan anda ingin menutup posisi yang ada. Carilah pemandu pribadi, jika diperlukan. Mohon membaca dengan seksama JAVA ‘Pernyataan Pengungkapan Risiko’.