Sekjen NATO: Hubungan NATO dengan Rusia Berada di Titik Terendah

0
11

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, pada Kamis (21/10) mengatakan hubungan yang terjalin antara aliansi tersebut dan Rusia berada di titik terendah sejak berakhirnya Perang Dingin.

Stoltenberg menyampaikan pernyataan ini ketika para menteri pertahanan negara ngera yang tergabung dalam aliansi tersebut memulai pertemuan dua hari di Brussels, Belgia.

Ketegangan memuncak antara Rusia dan NATO dalam beberapa pekan terakhir ini ketika Rusia pada Senin (18/10) mengumumkan bahwa pihaknya menangguhkan misi permanen di NATO sebagai tanggapan terhadap pengusiran delapan warga Rusia oleh aliansi itu pada awal Oktober lalu.

NATO menuding warga Rusia itu melakukan tindakan mata-mata.

Pihak Kremlin sendiri telah membantah tudingan itu.

Berbicara kepada wartawan pada Kamis, Stoltenberg mengatakan ia menyesalkan keputusan Rusia untuk menutup kantor NATO di Moskow.

Ia menambahkan bahwa mereka masih memiliki beberapa jalur komunikasi dengan Rusia, tetapi penutupan kantor tersebut membuat komunikasi menjadi lebih sulit.

Tetapi, Sekjen NATO itu mengatakan situasi sulit ini meningkatkan kesadaran akan semakin pentingnya untukn melakukan komunikasi diantara kedua pihak.

NATO, menurutnya, akan terus berusaha melangsungkan dialog konstruktif dengan Rusia.

Stoltenberg juga mengatakan NATO sedang mengalami proses transformasi, di mana negara-negara anggotanya memfokuskan kembali pertahanan kolektif mereka “untuk melindungi wilayahnya sendiri.” Para menteri pertahanan akan menyepakati rencana induk baru untuk mempertahankan diri dari potensi serangan Rusia di berbagai bidang.

NATO juga membahas isu Afghanistan dan pengambilalihan Taliban dalam pertemuan di Brussels tersebut.

“Pelajaran yang dipetik dari proses itu tidak saja pada hal-hal yang tidak berjalan, tetapi juga yang berjalan” selama keterlibatan aliansi itu di Afghanistan, tambahnya.

Berbicara pada wartawan pada Rabu (20/10), Sekjen NATO itu mengatakan “peran paling mendesak bagi NATO saat ini dan tugas paling mendesak yang kami hadapi adalah memukimkan kembali warga Afghanistan yang bekerja untuk kami.” Stoltenberg mengatakan sekutu dan mitra NATO berhasil membawa lebih dari 120.000 orang keluar dari Afghanistan dan masih akan terus berupaya mengevakuasi lebih banyak orang lagi.