Serangan Atas Ladang Minyak Saudi Di Prediksi  Membuat The Fed Menahan Suku Bunga

0
91

Akhir pekan lalu, lading minyak Saudi, Aramco di hantam serangan drone atau pesawat tanpa awak. Bahkan ada dugaan juga bahwa yang menghantam Aramco adalah rudal jelajah. Akibatnya separuh dari produksi minyak Arab Saudi sebesar 5,7 juta barel / hari (5% produksi dunia) terhenti. Produksi minyak Arab Saudi tahun 2018 adalah sebesar 10,32 juta barel / hari.   Hal ini di prediksi mengganggu pasokan minyak di pasar dunia sehingga   minyak dunia berpotensi terus alami kenaikan. Ada dugaan bahwa drone tersebut di luncurkan dari Iran, bukan dari Yaman. Iran tidak terima tuduhan tersebut dan bersiap perang. Kemungkinan terjadinya Perang Teluk jilid III terbuka sehingga di prediksi akan menghambat pasokan produksi minyak dunia karena kawasan Timur Tengah merupakan pemasok minyak dunia terbesar.

Naiknya harga minyak dapat menimbulkan tekanan inflasi. Ketika ada kenaikan inflasi karena naiknya harga minyak di prediksi akan membuat The Fed yang Kamis ini berencana akan memangkas suku bunga, kemungkinan besar dapat berubah pikiran dan menahan suku bunganya. CME FedWatch menyatakan bahwa kemungkinan The Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 bps mengalami penurunan dari 94,6% pada pekan lalu menjadi 65,8%. Menurunnya potensi pemotongan suku bunga ini membuat Dolar AS semakin menguat.

Dolar index telah menguat dari level 98.02 ke level 98.71 bahkan di prediksi dapat terus menguat menuju level 99.07. Penguatan dollar AS di prediksi dapat melemahkan mata uang lainnya. AUDUSD di prediksi akan melemah menuju support tiga di level 0.6807, USDCAD di prediksi naik ke level 1.3269 pada resisten satu, USDCHF di prediksi akan naik menuju resisten satu di level 0.9954, NZDUSD di prediksi akan melemah menuju level 0.6306 pada support dua.