Tuesday, December 16, 2025
Home Blog Page 6

USA MBA 30-Year Mortgage Rate (Actual) 0.064 **Worse**

0
New York, USA - October 26, 2008: The New York Stock Exchange building on Wall Street in Manhattan.

Data MBA 30-Year Mortgage Rate USA dilaporkan sebesar 0.064. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di .

Di saat yang sama, USA juga mengeluarkan data MBA Purchase Index, MBA Mortgage Applications, MBA Mortgage Refinance Index dan MBA Mortgage Market Index.

Data MBA Purchase Index USA dilaporkan sebesar 181.6, lebih buruk daripada ekspektasi pasar di .

Data MBA Mortgage Applications USA dilaporkan sebesar 0.002, lebih buruk daripada ekspektasi pasar di .

Data MBA Mortgage Refinance Index USA dilaporkan sebesar 1090.4, lebih buruk daripada ekspektasi pasar di .

Data MBA Mortgage Market Index USA dilaporkan sebesar 317.6, lebih buruk daripada ekspektasi pasar di .

Europe German 10-Year Bund Auction (Actual) 0.0267 **Worse**

0
Flags of the Czech Republic and European Union fluttering on an old building in the center of Prague.

Data German 10-Year Bund Auction Europe dilaporkan sebesar 0.0267. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di .

Switzerland Economic Sentiment Index (Actual) 12.2 VS -8.8 (Forecast) **Better**

0

Data Economic Sentiment Index Switzerland dilaporkan sebesar 12.2. Data ini lebih baik daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di -8.8.

Japan Coincident Index Final (Actual) 114.6 VS 114.6 (Forecast) **Better**

0

Data Coincident Index Final Japan dilaporkan sebesar 114.6. Data ini lebih baik daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di 114.6.

Di saat yang sama, Japan juga mengeluarkan data Leading Indicators Index.

Data Leading Indicators Index Japan dilaporkan sebesar 108.6, lebih baik daripada ekspektasi pasar di 108.

Japan 40-Year JGB Auction (Actual) 0.0356 **Worse**

0

Data 40-Year JGB Auction Japan dilaporkan sebesar 0.0356. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di .

New Zealand RBNZ Interest Rate Decision (Actual) 0.0225 VS 0.0225 (Forecast) **Worse**

0

Data RBNZ Interest Rate Decision New Zealand dilaporkan sebesar 0.0225. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di 0.0225.

Australia Construction Work Done QoQ (Actual) -0.007 VS 0.001 (Forecast) **Worse**

0
Image of Brisbane City skyline, Australia at sunset.

Data Construction Work Done QoQ Australia dilaporkan sebesar -0.007. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di 0.001.

Di saat yang sama, Australia juga mengeluarkan data CPI, Inflation Rate MoM, Inflation Rate YoY dan RBA Trimmed Mean CPI MoM.

Data CPI Australia.039.

Data Inflation Rate MoM Australia dilaporkan sebesar 0.004.

Data Inflation Rate YoY Australia dilaporkan sebesar 0.038.035.

Data RBA Trimmed Mean CPI MoM Australia dilaporkan sebesar 0.003.003.

Perkembangan Damai Antara Rusia dan Ukraina, Seret Harga Minyak Dunia

0

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) lanjutkan tren penurunan untuk sesi keempat berturut-turut. Harga minyak mentah turun seiring Amerika Serikat (AS) mendorong kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina yang berpotensi meningkatkan pasokan minyak ke pasar yang sudah tercukupi.

Saat ini, harga minyak mentah acuan AS itu diperdagangkan di sekitar $57,70 per barel di sesi perdagangan Eropa, Senin. Mengawali perdagangan hari pertama pekan ini, WTI dibuka di Harga $58 per barel dan langsung turun menyentuh level $57.71 dengan harga terendah hari ini di $57.39 per barel.

Pejabat senior AS dan Ukraina pada hari Minggu mengatakan bahwa perkembangan telah dicapai dalam proposal yang didukung AS untuk mengakhiri konflik. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menggambarkan pembicaraan di Jenewa sebagai “sangat bermanfaat,” menyebutnya sebagai hari paling produktif dalam “waktu yang sangat lama”.

Namun, beberapa sekutu Eropa khawatir bahwa proposal tersebut terlalu menguntungkan Moskow. Jika kesepakatan tercapai, hal itu dapat mengakibatkan sanksi terhadap minyak Rusia dicabut, yang berpotensi menambah pasokan ke pasar yang sudah diperkirakan akan menghadapi surplus besar pada tahun depan.

Petunjuk Suku Bunga Belum Pasti, Harga Emas Masih Akan Terkunci

0
Emas Fed Suku Bunga Dolar AS

Momentum ekonomi AS yang masih melemah imbas penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah telah menimbulkan kekhawatiran dan ‘mengganggu mental’ para pelaku pasar untuk masuk ke pasar dengan agresif. Sementara, ketidakpastian geopolitik, dipimpin oleh perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, juga membebani sentimen investor.

Ketidakpastian geopolitik ini secara umum telah melemahkan pasar ekuitas, dan seharusnya menjadi faktor yang mendukung penguatan emas sebagai aset safe-haven. Namun, faktanya pelaku pasar saat ini, terutama XAUUSD, lebih berhati-hati dan bersiap menghadapi pergerakan depresiasi yang signifikan dalam jangka pendek.

Pada Kamis minggu lalu, data laporan Nonfarm Payrolls yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada Kamis, menunjukkan bahwa sebanyak 119.000 lapangan pekerjaan baru di Amerika yang tercipta pada September. Perubahan signifikan dan bertolak belakang dari data sebelumnya untuk penurunan 4.000 yang direvisi dari laporan kenaikan 22.000 lapangan kerja yang tercatat pada Agustus dan melampaui perkiraan pasar sebesar 50.000.

Rincian tambahan menunjukkan bahwa inflasi upah tahunan, yang diukur berdasarkan perubahan Upah Rata-Rata Per Jam, stabil di 3,8% di tingkat tahunan, di atas proyeksi 3,7%. Tapi, Tingkat Pengangguran justru meningkat dari 4,3% menjadi 4,4% yang melemahkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed.

Hal ini terjadi di tengah notulen FOMC Oktober yang kurang dovish pada Rabu, yang menunjukkan bahwa anggota tetap terbagi tentang langkah selanjutnya. Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas pemotongan suku bunga lagi oleh Federal Reserve AS pada Desember kini turun menjadi sekitar 35%.

Hal ini menjadi faktor kunci di balik kenaikan dolar AS ke level tertinggi sejak akhir Mei dan terus menjadi hambatan bagi emas yang tidak menghasilkan imbal hasil selama sesi Asia pada Jumat. Namun, sentimen risiko global yang rapuh dapat membantu membatasi penurunan bagi logam mulia yang dianggap aman.

Para trader kini menantikan rilis data PMI AS yang dipercepat dan revisi Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan. Selain itu, pidato dari anggota FOMC yang berpengaruh akan diperhatikan untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur pemotongan suku bunga, yang dapat memberikan dorongan baru bagi USD dan pasangan XAUUSD.

Sejumlah data lainnya akan dirilis di pekan ini, yang memengaruhi proyeksi para pelaku pasar terhadap kebijakan suku bunga Fed. Data tersebut di antaranya, Inflasi Harga Produsen (PPI), yang mana jika data ini naik signifikan, peluang pemangkasan suku bunga menyusut, karena Fed melihat adanya risiko inflasi ke depannya. Tapi, jika PPI turun/melemah, hal ini akan memberi ruang bagi Fed untuk lebih “dovish” dan peluang pemangkasan suku bunga meningkat.

Selanjutnya, data Retail Sales atau penjualan ritel, yang mewakili data konsumsi AS dan sinyal kekuatan ekonomi yang berkontribusi lebih 65% dari PDB AS. data penjualan Retail yang kuat, justru membuat Fed lebih berhati-hati jika menunda penurunan suku bunga. Tapi, data yang lemah menunjukkan permintaan konsumen yang lemah. Imbasnya, Fed berpotensi menurunkan suku bunga lebih cepat untuk menstabilkan ekonomi.

Pekan Yang Buruk, Data Tenaga Kerja AS Gagal Topang Pemulihan Emas

0

Harga emas masih tertekan meski laporan NFP AS yang umumnya positif meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Tetapi kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi AS ternyata membatasi kenaikan dolar dan turun dari level tertinggi dalam beberapa bulan dan mendukung komoditas. Suasana risiko yang melemah turut membatasi kerugian untuk XAUUSD.

XAUUSD tampaknya tidak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk mempertahankan momentum di sesi Asia pada Jumat dalam upaya pulih dari penurunan di pekan ini. Harga emas terus menunjukkan sinyal buruk di tengah sentimen pasar yang campur aduk. Peluang pemangkasan suku bunga lagi oleh Federal Reserve (Fed) pada Desember semakin menurun setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS September pada Kamis yang beragam. Hal ini dianggap sebagai faktor utama yang melemahkan permintaan terhadap bullion yang tanpa imbal hasil.

Sementara di sisi lain, dolar AS yang mengalami koreksi pasca rilis data NFP AS dan masih dalam tren penurunan untuk hari kedua setelah sempat sentuh level tertinggi sejak Mei, gagal dimanfaatkan oleh XAUUSD bahkan mungkin haus bersiap menghadapi penurunan lagi di sesi akhir pekan ini

Penurunan indeks dolar AS ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang melemahnya momentum ekonomi akibat penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah. Selain itu, sentimen lemah di pasar ekuitas secara umum menjadi angin segar bagi emas sebagai aset safe-haven.

Pada Kamis, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis laporan Nonfarm Payrolls yang sangat dinantikan, yang menunjukkan ekonomi terciptanya sebanyak 119.000 lapangan pekerjaan baru AS pada September. Angka ini mengikuti penurunan 4.000 yang direvisi dari 22.000 pada laporan yang tercatat pada Agustus dan melampaui perkiraan pasar sebesar 50.000.

Komponen laporan tenaga kerja AS kemarin juga menunjukkan bahwa inflasi upah tahunan, yang diukur berdasarkan perubahan Upah Rata-Rata Per Jam, tetap stabil di 3,8% per tahun, dengan perkiraan sebelumnya 3,7%. Data ini membantu menyeimbangkan efek negatif dari kenaikan tingkat pengangguran dari 4,3% menjadi 4,4% dan mengonfirmasi ekspektasi Federal Reserve yang kurang dovish.

Sebelumnya, bullion yang sempat rebound di sesi Kamis harus kembali menelan pil pahit, setelah notulen FOMC Oktober yang kurang dovish pada Rabu, menunjukkan bahwa anggota tetap terbagi tentang langkah kebijakan suku bunga selanjutnya. Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas pemotongan suku bunga lagi oleh Federal Reserve AS pada Desember kini turun menjadi sekitar 35%.

Tak dapat dihindari lagi, meredup ekspektasi pemotongan suku bunga Fed ini menjadi faktor utama di balik kenaikan dolar AS ke level tertinggi sejak akhir Mei dan terus menjadi hambatan bagi emas yang tidak menghasilkan imbal hasil selama sesi Asia pada Jumat, meskipun Indeks dolar mengalami koreksi untuk hari kedua. Namun, sentimen risiko global yang rapuh dapat membantu membatasi penurunan bagi logam mulia yang dianggap aman.

Para pelaku pasar kini mengalihkan fokus mereka pada rilis data PMI AS yang dipercepat dan revisi Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan. Selain itu, pidato dari anggota FOMC yang berpengaruh akan dipantau untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur pemotongan suku bunga, yang dapat memberikan dorongan baru bagi USD dan pasangan XAUUSD.

Indeks Dolar AS Siap Akhiri Pekan Dengan Catatan Positif

0
indeks dolar diperdagangkan di terendah bulanan

Dolar AS di jalur dengan catatan kinerja terbaiknya di lebih dari sebulan Jumat, seiring para pelaku pasar mulai pesimis bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga pada bulan depan, setelah laporan tenaga kerja AS tidak menghasilkan alasan kuat untuk pelonggaran lebih lanjut.

Rilis data tenaga kerja non-pertanian AS yang tertunda pada Kamis menghasilkan gambaran yang beragam tentang pasar tenaga kerja Amerika, dengan  pasar tenaga kerja AS menunjukkan pertumbuhan pada September. Hal itu memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menunda pemotongan suku bunga dalam pertemuan Desember, karena para pembuat kebijakan terus menghadapi ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh penutupan pemerintah AS.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah tenaga kerja non-pertanian AS pada September meningkat sebesar 119.000, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan kenaikan sebesar 50.000. Tingkat pengangguran AS justru meningkat menjadi 4,4%, level tertinggi dalam empat tahun. Para trader semakin pesimis terkait suku bunga Fed selanjutnya dan memperkirakan peluang pemangkasan suku turun menjadi hampir 39% pada bulan depan.

Hingga berita ini diturunkan, indeks dolar AS konsolidasi di sekitar level 100.06, pasca penurunan di sesi kemarin namun masih bertahan di atas level psikologis 100.00, dan berada di jalur untuk mencatatkan minggu terkuatnya dalam lebih dari sebulan pada Jumat.  Penguatan dolar AS membuat emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Terhadap Yen Jepang, dolar AS diperdagangkan di sekitar level 157,33 per dolar AS, setelah sempat mencapai level 157,90 di sesi Kamis. Yen Jepang diperkirakan akan mengalami penurunan hampir 2% untuk pekan ini, kinerja terburuknya di lebih dari sebulan.

Yen Jepang sempat melonjak pada Jumat setelah Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama mengatakan intervensi merupakan kemungkinan dalam menangani pergerakan yang terlalu volatil dan spekulatif, sebagai bagian dari eskalasi tekanan verbal dari Tokyo untuk menghentikan pelemahan mata uang.

Euro yang sempat tertekan terhadap dolar AS di pekan ini mendekati level terendah dalam dua pekan, terlihat rebound dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 1.1528. EURUSD diperkirakan mencatat penurunan mingguannya sebesar 0.8%, menghapus kenaikan pekan lalu.

Sterling kembali positif di perdagangan akhir pekan ini terhadap dolar AS, melanjutkan kenaikan di sesi kemarin. GBPUSD saat ini diperdagangkan di sekitar level 1.3084. Namun pasangan Cable ini diperkirakan akan mencatat penurunan 0.7% di pekan ini. Investor saat ini menunggu pengumuman anggaran Inggris yang akan dirilis mendatang, yang menjadi ujian besar bagi pasar keuangan dan obligasi negara.

Sementara itu, harga emas kembali melemah di perdagangan Jumat setelah laporan tenaga kerja AS memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menahan diri dari pemotongan suku bunga dalam pertemuan Desember. XAUUSD bergerak di sekitar level 4.050 – 4.060 setelah dibukan di level 4.75.

Menanti Rilis Data NFP, Pasar Tenaga Kerja AS Siap Balikkan Arah Dolar?

0

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Amerika Serikat (AS) akan merilis data Nonfarm Payrolls (NFP) yang tertunda untuk bulan September pada hari Kamis pukul 13:30 GMT. Pasar memperkirakan bahwa kondisi tenaga kerja AS pada September menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang lebih dari dua kali lipat dibandingkan laporan sebelumnya. Laporan ini diprediksi akan memberikan pukulan berarti bagi pergerakan dolar AS.

Pelaku pasar sangat menantikan rilis laporan ketenagakerjaan September untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai ketahanan pasar tenaga kerja AS. Hasil laporan tersebut akan menjadi salah satu acuan penting bagi keputusan Federal Reserve (Fed) terkait kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bulan depan.

Para ekonom memperkirakan Nonfarm Payrolls AS akan meningkat sebesar 50.000 pada September, setelah laporan Agustus hanya mencatat kenaikan 22.000 lapangan kerja. Komponen penting lainnya dalam laporan ini adalah Tingkat Pengangguran, yang diperkirakan tetap stabil di 4,3% pada periode yang sama.

Selain itu, komponen Upah Rata-Rata Per Jam—indikator utama inflasi upah yang diawasi ketat pasar—diperkirakan naik 3,7% secara tahunan (YoY), sama seperti pertumbuhan yang terlihat pada Agustus.

Dampak Laporan NFP Terhadap EURUSD

Dolar AS terlihat berupaya menghentikan koreksi mingguan sebelumnya terhadap mata uang euro, dengan menunjukkan pembalikan arah yang impresif menjelang rilis NFP. Penguatan dolar AS telah menekan pasangan EURUSD selama lima hari berturut-turut hingga semakin mendekati area psikologis 1.1500.

Namun, keberlanjutan tekanan bearish pada EURUSD akan sangat bergantung pada hasil rilis data NFP. Saat ini pasangan tersebut diperdagangkan di sekitar level 1.5140.

Data NFP Buyarkan Harapan Suku Bunga, Emas Potensi Merana

Harga emas menghadapi tekanan jual yang kuat seiring berkurangnya ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter dovish dari Federal Reserve. Perbedaan pandangan di antara anggota FOMC mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga pada Desember membuat pelaku pasar semakin fokus pada rilis data NFP sebagai petunjuk baru arah kebijakan The Fed.

Harga emas turun 0,5% dan bergerak di sekitar level 4.052,00 selama sesi perdagangan Eropa pada Kamis, setelah tertekan oleh melemahnya proyeksi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Pelaku pasar kini bersiap menghadapi potensi volatilitas besar pasca rilis data Nonfarm Payrolls AS, yang kemungkinan akan membentuk ulang ekspektasi terhadap prospek kebijakan moneter The Fed.

Ringkasan FOMC Minutes 19 November – Peluang Cut Rate Desember Menipis

0
FOMC Minutes November 2025

Berikut rangkuman utama dari FOMC Minutes tadi malam :

  • Komite menunjukkan perpecahan yang cukup besar mengenai apakah akan memangkas suku bunga lagi pada Desember atau tidak. 👉Beberapa peserta mendukung pemangkasan lanjutan, beberapa ingin mempertahankan suku bunga.
  • Meskipun sebelumnya dilakukan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, banyak pejabat Fed yang menentang pemangkasan tambahan karena khawatir inflasi belum di bawah target dan data ekonomi belum cukup kuat.
  • Lebih banyak peserta Fed mendukung menghentikan Quantitative Tightening (QT)—yaitu pengurangan neraca bank sentral—lebih awal dari yang diharapkan, mulai 1 Desember 2025.
  • Karena adanya penundaan data ekonomi (termasuk pekerjaan) akibat shutdown pemerintah, outlook kebijakan menjadi semakin tidak pasti.

Intinya pandangan anggota komite FOMC terbelah dan banyak yang tidak setuju penurunan suku bunga di Desember.
ini bisa menjadi batu sandungan untuk GOLD 📉

🔰 Dampak Hasil FOMC Minutes Terhadap GOLD

  • Karena pemangkasan suku bunga lanjutan kini dipandang kurang pasti, ini menjadi dorongan bagi emas — emas biasanya diuntungkan saat suku bunga rendah atau pasar khawatir.
  • Namun, karena dolar AS tetap relatif kuat (karena suku bunga tak akan turun cepat) maka kenaikan emas akan terbatas.
  • Harga emas (XAU/USD) naik ke area sekitar $4.110 pada sesi awal Asia hari Kamis. Kenaikan didukung sentimen hati-hati pasar dan ketidakpastian terhadap prospek ekonomi AS.
  • Kenaikan tertahan dan Gold turun tajam mendekati $4040

Kini fokus pelaku pasar tertuju pada laporan data pekerjaan (NFP) September yang akan dirilis malam ini. data ini penting karena pasar ingin melihat kondisi ekonomi AS yang sebenarnya khususnya setelah terjadi shutdown

Yen Jepang Semakin Sulit, Fundamental Tutupi Proyeksi Intervensi Yen

0

Yen Jepang masih belum lepas tekanan kekhawatiran fiskal dan ketidakpastian kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ). Berkurangnya harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed terus mendukung kenaikan dolar AS dan membuat pasangan USDJPY bukukan kenaikan beruntun untuk hari kelima. Meski sedikit membantu, intervensi verbal dari otoritas Jepang tampak belum mampu menopang yen.

Yen Jepang terus menunjukkan kinerja yang relatif lemah terhadap dengan dolar AS yang secara umum menguat, dan turun ke level terendah baru sejak pertengahan Januari selama sesi Asia pada Kamis. USDJPY terpantau saat ini berada di sekitar level 157.41 – 156.87. Investor masih khawatir tentang kondisi fiskal Jepang yang memburuk di tengah paket stimulus ekonomi baru yang diumumkan oleh Perdana Menteri Sanae Takaichi.

Selain itu, data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang mengalami kontraksi pada kuartal ketiga untuk pertama kalinya dalam enam kuartal, yang dapat menambah tekanan pada Bank of Japan (BoJ) untuk menunda kenaikan suku bunga dan terus melemahkan yen Jepang. Selain itu, dorongan risiko juga dipandang sebagai faktor lain yang merusak status safe-haven yen. Di sisi lain, kenaikan indeks dolar AS ke level tertinggi sejak akhir Mei di tengah ekspektasi Federal Reserve (Fed) yang kurang dovish, memberikan dukungan tambahan bagi pasangan USDJPY.

Penurunan yen baru-baru ini sempat memicu intervensi verbal dari otoritas Jepang, dengan harapan dapat membatasi pelemahan yen lebih lanjut. Namun, harapan itu tertutupi oleh faktor fundamental yang lebih kuat dan memaksa yen berpotensi lanjutkan penurunan di saat para pelaku pasar mencari petunjuk aru dari laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang tertunda.