Brent Ditutup Naik Sementara WTI Turun

0
40
Minyak Mentah

Harga minyak berakhir dengan variasi pada perdagangan di hari Jumat (09/09/2022) karena investor mencerna kenaikan tak terduga di AS. persediaan minyak mentah, tetapi ditetapkan untuk kerugian mingguan yang curam di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global yang melambat akan membebani permintaan.

Minyak berjangka Brent yang diperdagangkan di London naik 0,4% menjadi $88,88 per barel, sementara AS. West Texas Intermediate (WTI) AS berjangka turun 0,4% menjadi $83,20 per barel. Kedua kontrak ditetapkan untuk kehilangan lebih dari 4% untuk minggu ini, kerugian minggu kedua berturut-turut.

Harga minyak mencapai posisi terendah lebih dari tujuh bulan awal pekan ini setelah melemahnya impor oleh China menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya permintaan di importir minyak terbesar dunia itu. Pertumbuhan ekonomi di negara itu telah melambat tajam tahun ini setelah serangkaian penguncian COVID-19.

Kenaikan suku bunga di Kanada dan Eropa, ditambah dengan pernyataan hawkish dari AS. Federal Reserve, juga membebani sentimen terhadap minyak mentah, seperti halnya dolar yang mencapai level tertinggi lebih dari 20 tahun.

Pengurangan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya secara luas dilihat sebagai nominal dan tidak banyak mendukung harga.

Tetapi harga minyak sedikit pulih pada hari Kamis karena beberapa pedagang membeli penurunan. Amerika Serikat. Lembaga Informasi Energi juga memperkirakan permintaan yang sedikit lebih tinggi, dan pasokan yang lebih ketat memasuki tahun 2023.

Rusia sendiri mengancam akan memotong pasokan minyak mentah ke beberapa importir, sebuah langkah yang dapat mengakibatkan krisis pasokan. Krisis energi yang terjadi di Eropa juga diperkirakan akan mendorong permintaan minyak mentah di bulan-bulan musim dingin.

Persediaan minyak mentah AS secara tak terduga tumbuh selama seminggu terakhir, data menunjukkan pada hari Kamis. Tetapi para pedagang mengaitkan pembangunan itu dengan pemerintah yang melepaskan stok minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis negara itu.

Permintaan minyak yang mendasari di Amerika Serikat tampaknya kuat, seperti yang ditunjukkan oleh penarikan yang stabil di A.S. persediaan bensin selama sebulan terakhir. Penurunan harga bensin, dari rekor tertinggi, juga menguntungkan permintaan.

Tapi sementara itu, permintaan minyak AS tampaknya tetap tangguh, harga minyak sebagian besar telah jatuh di tengah kekhawatiran atas permintaan yang lebih luas. Penguatan dolar telah membuat pembelian minyak mentah menjadi mahal bagi importir besar Asia seperti India dan Indonesia.

Harga minyak telah anjlok dari level tertinggi 2022 karena kenaikan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia meningkatkan kekhawatiran atas potensi resesi, yang dapat sangat menekan aktivitas ekonomi.