Brexit

0
107
UK Brexit Flag

Brexit: Apa yang terjadi sejauh ini?

Setelah pemungutan suara Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada bulan Juni 2016, dalam beberapa tahun ke depan tentunya proses negosiasi Brexit akan memenuhi kalender peristiwa ekonomi. Akan tetapi sepertinya kita sudah tersandung pada rintangan pertama yaitu pemilihan cepat Theresa May yang seharusnya memberikan dirinya mandat yang signifikan, namun hasilnya justru ketidakpastian di parlemen. Sebelum negosiasi dimulai, May, telah kehilangan alih-alih mengendalikan pangsa pemerintahannya, namun juga reputasi yang akan memperkuat posisi tawar-menawarnya dengan para pemimpin Uni Eropa.

Mungkin rencana Brexit akan tidak jelas, tapi dalam dua belas tujuannya untuk negosiasi yang akan segera terjadi, dia memastikan niatnya untuk menyerahkan pasar tunggal. Meskipun demikian, para pedagang menemukan alasan untuk bersikap optimis: janji mitra dagang global baru, sebuah pemungutan suara parlemen mengenai kesepakatan akhir, dan pengejaran ‘transisi bertahap’ semuanya menawarkan stabilitas yang tidak ada.

Tapi rencana ini sudah digagalkan oleh hasil pemilihan umum kemarin. Sekarang, Perdana Menteri May harus memuaskan partai oposisi dan partainya sendiri, yang tidak diragukan lagi akan menghasilkan Brexit yang lebih mudah daripada yang ia harapkan. Lalu bagaimana proses ini akan berjalan baik, atau apa yang diharapkan oleh pemimpin Burhan Corbyn masih belum jelas, dan ketidakpastian yang sedang berlangsung ini pasti akan membuat pasar tetap berada pada posisi yang sulit.

Namun, parlemen yang sedang digantungi ini hampir tidak mengindikasikan pergeseran dramatis dari kepastian menjadi ketidakpastian. Niat May telah lama dihapus sebab dianggap terlalu idealis atau tidak layak, dan keengganannya untuk memberikan rincian (untuk melindungi kepentingan Inggris dengan baik)  telah membiarkan banyak celah untuk diisi. Terlebih lagi apabila pembicaraan hanya akan berakhir, kalau parlemen senang dengan kesepakatan yang diselesaikan oleh pemerintah.

Atensi Pasar

Sterling pasti akan menjadi pusat pembicaraan, karena akan rentan terhadap apa yang dirasakan oleh pedagang sebagai keberhasilan dan kegagalan di kedua sisi meja perundingan. Bagaimana keberhasilan atau kegagalan ini dapat menampakkan diri dan seberapa besar dampak yang dapat mereka dapatkan terhadap pound akan menjadi lebih jelas seiring berjalannya waktu. Awasi pasangan besar seperti EURGBP dan GBPUSD, namun ingatlah bahwa Trumponomics mungkin akan menjadi pusat perhatian untuk dolar.

Mengingat sebagian besar fokus internasional, pergerakan mata uang juga akan memiliki pengaruh besar terhadap indeks utama Inggris, yaitu FTSE 100. Sejak pemilihan yang cepat, terlihat momentumnya mulai berkurang, karena poundsterling yang begerak menguat. Sementara itu, kabar bahwa Goldman Sachs, HSBC dan UBS berniat untuk memindahkan operasinya dari London bisa menjadi sebuah pertanda yang segera datang. Sejumlah perusahaan yang terdaftar mungkin mulai membuat keputusan serupa dan bisa berdampak besar pada harga saham mereka sendiri.

Inggris Memutuskan Untuk “pisah”

Bertepat pada tanggal 23 Juni 2016, lebih dari 30 juta orang memilih agar Inggris pisah dengan Uni Eropa. Hasil referendum tersebut berakhir dengan 51.9% untuk menyetujui Brexit dan 48.1% untuk tetap bersama Uni Eropa.

Wilayah London, Scotland dan Irlandia Utara memilih untuk tetap bersama Uni Eropa, namun Inggris dan Wales(bagian Barat Inggris) memilih untuk “pisah” dengan Uni Eropa.