Greenback Menangis Karena Corona Pengaruhi The Fed Untuk Pangkas Suku Bunga

0
64

JAVAFX – Pada perdagangan mata uang utama di hari Jumat (28/2) pagi, Dolar AS terpantau melemah setelah jatuh ke tingkat terendah dalam hampir dua tahun terhadap euro kemarin akibat penyebaran virus covid-19 yang terus meluas ke seluruh dunia sehingga mendorong ekspektasi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga di AS dan menarik permintaan imbal hasil obligasi.

Dikutip dari laman Reuters, penyebaran wabah virus yang memburuk kini membuat pasar keuangan meyakini bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pinjaman di bulan depan, dengan peluang sebesar 9% hanya seminggu yang lalu.

Hal itu menunjukkan investor sekarang mengharapkan tiga kali pemotongan suku bunga dari Fed pada pertengahan tahun di kala pasar saham telah hancur dan bakal mencatatkan pekan terburuk sejak kejatuhan pada krisis tahun 2008.

Ancaman global yang memburuk dari penyebaran virus telah mendorong para investor untuk meningkatkan taruhan terhadap kebijakan The Fed mengenai kemungkinan untuk melakukan pemangkasan suku bunga pada bulan depan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Virus ini sekarang menyebar lebih cepat di luar Cina daripada di dalam, memicu kekhawatiran bahwa dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Upaya untuk menahan wabah telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi China, yang perlahan-lahan kembali normal. Ada kekhawatiran bahwa negara-negara lain dapat menghadapi masalah yang sama dengan penyebaran virus di seluruh dunia.

Perubahan angka itu, ditambah dengan penurunan nilai imbal hasil obligasi AS menjadikan dolar AS kurang menarik dan mendorong EUR/USD naik 1% lebih terhadap greenback semalam.

Pada saat yang sama, pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mengecilkan prospek langsung kebijakan pelonggaran di benua itu.

Kementerian keuangan menjelaskan bahwa Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan aturan ketat pada jumlah utang yang dapat dinaikkan, karena dalam menghadapi tekanan yang meningkat untuk memulai perekonomian yang lesu adalah dengan lebih banyak belanja.

Pergeseran besar pada pasar uang juga membendung pelarian arus modal keluar dari mata uang Asia dan komoditas dan masuk ke dalam dolar.

Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing turun lebih dari 6% terhadap greenback tahun ini, stabil pada hari Jumat. Dolar Australia terakhir naik tipis di $0,6569 dan Dolar Selandia Baru di $0,6292.

Lebih 2.700 orang telah tewas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan semalam bahwa setiap negara harus bersiap untuk menghadapi kasus lebih banyak yang akan datang.