Harga Emas Anjlok $70, Data Ekonomi Bisa Ubah Kembali Arahnya

0
8
Harga emas lanjutkan kenaikan

Emas mengecewakan para investor dengan turun sebesar $70 dari harga tertinggi selama dua bulan ini setelah pengumuman Federal Reserve yang hawkish. Pasar kini menitik beratkan perhatian mereka ke data ekonomi, yang bisa jadi cukup buruk sehingga dapat membalikkan kembali pergerakan harga.

Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan di hari Rabu bahwa situasi inflasi di AS “sedikit lebih buruk” daripada di bulan Desember dan bahwa ada banyak ruang untuk menaikkan suku bunga tanpa merugikan pasar tenaga kerja. Pernyataan Powell ini sukses mengirim harga emas jatuh di bawah level kritis $ 1.800 per ons. Harga emas di bursa berjangka AS, Comex untuk kontrak pengiriman bulan Februari diperdagangkan pada $1,786.10. Padahal diawal pekan, harga emas diperdagangkan masih di atas $1.850 per troy ons.

Level harga $1.800 per troy ons bak sebuah magnet. Menarik pergerakan pasar dikisaran harga ini sejak Juni tahun lalu. The Fed dan dolar AS yang menguat mampu mengimbangi momentum harga emas yang masih bullish. Dalam jangka panjang, kita mungkin melihat bahwa Fed tidak benar-benar ingin mengguncang perahu ini terlalu keras. Ada potensi penurunan ini yang bisa menjadi sebuah peluang bagi investor untuk melakukan pembelian kembali.

Pasar memang berharap Ketua Fed Jerome Powell untuk lebih sedikit dovish, namun kenyataannya adalah tidak terjadi. Bahkan Powell keluar lebih hawkish daripada yang diperkirakan kebanyakan orang.

Sebagaimana dia mengatakan bahwa pasar tenaga kerja dalam kondisi yang cukup baik dan The Fed tidak percaya bahwa rencana pengetatan saat ini akan berdampak negatif pada pasar tenaga kerja. Bank sentral tampaknya berniat menaikkan suku bunga. dalam upaya untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap berlabuh.

Dari sini, terdapat sinyal yang jelas bahwa Fed lebih berdedikasi untuk memerangi inflasi daripada meningkatkan tingkat partisipasi di sisi mandate menciptakan lapangan pekerjaan. The Fed memberikan isyarat bahwa suku bunga akan naik dan likuiditas akan terkuras dalam sistem. Ini berarti bahwa emas akan memiliki jaminan beli, dan tidak ada momentum lagi. Itu bukan lagi sebuah kekalahan.

Emas terperangkap di antara dua kekuatan yang berlawanan yakni kenaikan imbal hasil Treasury AS sehubungan dengan sikap Fed yang hawkish dan sentimen risk-off. Di satu sisi, imbal hasil Treasury AS nyata, yang cenderung memiliki hubungan terbalik yang erat dengan harga, telah meningkat sekitar 50bps sejak pergantian tahun.

Pertemuan The Fed minggu lalu telah meletakkan dasar bagi rencana kenaikan suku bunga pada bulan Maret. Sebagai yang pertama dari empat kenaikan yang di harapkan tahun ini. Akibatnya, kenaikan imbal hasil riil bisa menjadi awal dari sebuah tren.

Di sisi lain, harga emas telah didukung oleh permintaan safe-haven. Pertama karena ada peningkatan volatilitas dan aksi jual di pasar keuangan. Kedua, risiko geopolitik telah meningkat karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Harga emas jatuh $35 karena Powell Fed mengatakan inflasi ‘sedikit lebih buruk’ daripada di bulan Desember, menandakan kenaikan suku bunga Maret Namun demikian, ada beberapa harapan untuk emas. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di AS dan inflasi yang terkendali dapat menyediakan lingkungan yang dibutuhkan untuk membalikkan tren turun. Dalam enam bulan ke depan ketika ekonomi melambat dan inflasi turun, The Fed mungkin berubah pikiran. Tidak ada jaminan gigitannya akan separah gonggongannya.

Ada harga emas yang perlu mendapat perhatian lebih dari pengamatan para investor sekalian. Harga emas pada $1.920 per troy ons, masih menjadi batu ujian lanjutan yang bisa mengkonfirmasi kenaikan harga lebih lanjut sebelum berbicara mengenai harga $2000 kembali. Hingga pertemuan FED yang akan datang, diyakini harga emas masih memiliki peluang berbalik arah menjadi naik kembali. Sementara dukungan harga emas dalam jangka pendek ada di $1.780 per troy ons. Dimana penerbosan harga ini akan membuka risiko penurunan lebih curam ke wilayah harga $1.740-$1.725 di kuartal ini.

Fokus perhatian pasar dalam sepekan mendatang diantaranya adalah terkait dengan sejumlah data ekonomi makro AS. Yang utama adalah data nonfarm payrolls AS untuk bulan Januari. Menurut konsensus pasar, perekonomian AS mampu menambahkan 155.000 pekerjaan baru saat dihantam gelombang Omicron di negara itu. Publikasi data ini dijadwalkan pada hari Jumat depan. Pasar juga akan memantau data IMP manufaktur dari ISM pada hari Selasa dan IMP non-manufaktur ISM pada hari Kamis.

Dapat digaris bawahi bahwa gelombang Omicron yang menghantam perekonomian AS dengan sangat keras di bulan Desember melihat angka belanja konsumen. Dari sini, kita tidak berharap banyak, jika ada, peningkatan pada Januari. Oleh karena itu, diyakini bahwa ada risiko penurunan untuk rilis ISM Januari karena inflasi lebih tinggi dan sikap kehati-hatian para konsumen akan membebani angka aktivitas.

Sementara itu laporan pekerjaan di bulan Januari kemungkinan akan lemah. Risikonya cenderung ke sisi bawah mengingat penurunan tajam dalam aktivitas dan klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan sejak gelombang Omicron melanda Paman Sam.