Harga Emas Berpeluang Tetap Bullish Di Minggu Depan

0
47

Pasar emas berada dalam posisi genting dimana level support di $1.700 dapat diuji kembali dalam perdagangan minggu depan karena ada sedikit keyakinan bullish di pasar, demikian menurut Survei Emas Mingguan Kitco News Weekly. Wall Street tetap sedikit bullish dalam waktu dekat karena AS. dolar tetap dinilai terlalu tinggi; namun, sentimen bearish di antara investor ritel telah meningkat ke level tertinggi multi-tahun.

Sentimen bearish muncul saat dolar AS tampaknya akan mengakhiri minggu ini di kisaran harga tertinggi baru selama 20 tahun di atas kenaikan sebesar 109 poin. Diyakini sejauh ini bahwa pasar emas dapat menarik beberapa aksi bargain hunting sehingga harga dapat dari level support di sekitar $1.700 pada minggu depan; namun, prospek jangka menengah dan jangka panjang terlihat suram.

Dolar AS terlalu tinggi, meski beberapa aksi ambil untung padanya dapat mendukung dan memberi kesempatan bagi harga emas menguat. Tetapi tidak dapat diabaikan fakta bahwa investor masih ingin memiliki dolar AS karena mereka melihatnya sebagai aset dan arus teraman di luar sana.

Ditengah volatilitas harian yang meningkat di pasar emas, tren secara luas tetap ada. Pada akhirnya, emas macet. Sampai kita melihat sesuatu yang menggoyahkan reli dolar AS ini, investor emas sebagian besar akan tetap ada di sela-selanya.

Dalam minggu ini, sebanyak 17 orang profesional pasar terlibat dalam kajian The Wall Street & Kitco News. Tujuh analis, atau 41% diantara mereka mengatakan bahwa bullish pada emas pada minggu depan masih bisa terjadi. Enam analis, atau hanya 35% saja yang mengatakan bahwa pergerakan pasar akan bearish. Hanya empat analis, atau 24% yang mengatakan pergerakan akan netral.

Pada kajian lainnya di sektor ritel, sebanyak 898 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat online. Sebanyak 337 pemilih, atau 38%, menyerukan emas dapat naik. 412 lainnya atau 46%, yang memperkirakan emas akan turun. Sementara sisa 149 pemilih, atau 17%, menyerukan pasar sideways.

Sementara harga emas turun dari posisi terendahnya, logam mulia masih berusaha untuk mengakhiri minggu ketiga di wilayah negatif. Emas berjangka Desember terakhir diperdagangkan pada $1.725,40 per ounce, turun 1,4% dari Jumat lalu.

Meskipun analis pasar masih melihat potensi bullish pada emas dalam waktu dekat, harga $1.740 tetap menjadi titik resistensi pertama yang terlihat.  Emas telah bertindak lebih seperti aset berisiko daripada tempat berlindung yang aman/pelindung anti-inflasi. Namun, ada keyakinan lain yang lebih optimis pada emas dalam waktu dekat. Mempertimbangkan keputusan kebijakan moneter dari Bank of Canada dan Bank Sentral Eropa dapat mengambil beberapa fokus pada dolar AS di minggu depan.

Pasar melihat Bank of Canada menaikkan suku bunga baik sebesar 50 atau 75 basis poin. Di Eropa, seruan agar ECB menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin semakin keras.

Emas berpeluang bullish pada perdagangan minggu depan salah satunya karena euro bisa melihat beberapa traksi bullish pula di minggu depan. Aksi jual emas di bawah $1.700 sudah “berlebihan”. Dalam jangka panjang, emas akan mendapatkan kembali kilaunya ketika investor menyadari bahwa bank sentral di seluruh dunia tidak akan mampu menurunkan inflasi. Bank-bank sentral seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa tidak dapat menurunkan inflasi ke tingkat target mereka tanpa menyebabkan resesi yang serius. Hal ini akan membuat putaran keberuntungan pada emas.

Namun demikian, di sisi bearish, emas masih dapat melayang di sekitar level yang sangat berbahaya. Jika harga emas turun di bawah $1.685, itu bisa menandakan berakhirnya bull run secara multi-tahun.