Harga Emas Gagal Menguat Tajam Meski Dolar AS Terkoreksi

0
64

JAVAFX – Berita komoditas di hari Kamis(12/10/2017), harga emas gagal menguat tajam meski dolar AS terkoreksi pada perdagangan kemarin dipicu sedikit buruknya data-data ekonomi AS serta situasi geopolitik di Catalan dan Korea yang masih bisa memunculkan aksi safe haven sewaktu-waktu.

Penguatan tipis emas kemarin memang muncul ketika situasi geopolitik yang berkaitan dengan AS kembali memanas. Sebelumnya Presiden Trump berkunjung ke zona demiliterisasi di perbatasan Korsel-Korut, dan sempat melintas pesawat bomber AS diatasnya, namun beruntung tidak ada kejadian balasan dari Presiden Kim.

Situasi Korea ini sempat memanas setelah Presiden Kim akan menguji rudal nuklir dengan jarak yang lebih jauh dari sebelumnya. Hal ini merupakan balasan dari ucapan Trump bahwa sulit untuk mengajak bicara dengan Presiden Kim selain dengan kekuatan militer. Situasi di Catalonia juga turut membantu sedikit terhadap penguatan emas karena sebagai pelindung nilai sementara ketika keamanan berusaha sedang terganggu.

Faktor inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $0,10 atau 0,01% di level $1293,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat $0,02 atau 0,10% di level $17,19 pertroy ounce.

Sejauh ini, gagalnya rally emas semalam masih sedikit dibawah harga tertinggi 2 minggu lalu di $1296 pertroy ounce dengan bentuk sebuah jawaban bahwa kondisi non-ekonomi bisa merubah segala bentuk perhitungan fundamental ekonomi. Namun banyak pihak sendiri menyatakan bahwa sejauh ini level harga emas masih terus dibawah $1300 pertroy ounce karena hadangan akan muncul dari pergerakan suku bunga the Fed.

Dini hari, paparan hasil Fed meeting sudah menampakkan bahwa suku bunga di akhir tahun bisa naik. Beberapa anggota rapat juga melihat masalah badai merupakan hambatan pertumbuhan jangka pendek, sehingga pasar tenaga kerja masih ketat hingga akhir tahun. Anggota sangat kuatir dengan ketatnya tenaga kerja ini bila the Fed masih menahan suku bunga rendahnya, karena dapat berdampak kurang stabilnya kemampuan bank sentral dalam menghadang sebuah gejolak ekonomi yang mungkin sewaktu-waktu akan datang, demikian hasil Fed minutes tersebut.

Seperti kita ketahui hasil dari data payroll AS memang buruk adanya, namun banyak pihak itu merupakan kejadian sesaat. Seperti kita lihat bahwa peningkatan upah yang besar memang masih menunda emas untuk terangkat lebih tinggi karena potensi upah yang naik dapat menggiring inflasi yang tinggi juga. Selain itu faktor mulai bangkitnya lapangan kerja dengan isyarat dari klaim pengangguran mingguan yang terus menurun dalam 3 minggu terakhir maka di bulan depan akan ada penanjakan nonfarm payroll tersebut.

Sentimen agak tertahannya emas untuk menguat tajam juga disebabkan lolosnya reformasi pajak. Pasar menganggap dengan adanya reformasi pajak, maka pendapatan masyarakat dan bisnis di AS akan meningkat, sehingga laju pertumbuhan dan inflasi AS akan membaik sehingga kenaikan suku bunga dapat menahan panasnya ekonomi AS.mendengar suku bunga naik, maka emas langsung terkoreksi.

Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street mengalami penguatan dimana DowJones spot ditutup naik 0,20%. Sedangkan indeks dolar atau Dixie turun 0,3% di angka 92,929. Sepanjang hari ini ada data-data ekonomi yang penting diperhatikan seperti aktivitas industri Jepang, klaim pengangguran mingguan AS dan data PPI AS.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: CNN Money