Harga Minyak Langsung Melejit

0
52

JAVAFX – Harga minyak langsung melejit di perdagangan sore akhir pekan ini dimana potensi rally masih terlihat dengan dukungan dari melemahnya produksi AS serta makin besarnya impor minyak dari China dan sanksi baru AS terhadap Iran.

Impor minyak mentah China sangat kuat yang rata-rata mencapai 8,5 juta bph antara Januari-September dan meningkat menjadi 9 juta bph di akhir September. Seperti kita ketahui China sedang memperkuat dirinya dan menjadi pengimpor terbsear didunia. Impor besar China didorong oleh pembeliaan SPR atau cadangan minyak strategisnya.

Sejak 2015 lalu, China telah menghabiskan sekitar $24 milyar untuk membangun fasilitas cadangan minyaknya dan sekarang mempunyai daya tampung sekitar 850 juta barel minyak, demikian ungkap International Energy Agency.

Meski pasar mengetat, Bernstein Research menyatakan bahwa OPEC masih perlu memperpanjang waktu pemotongan produksi minyak 1,8 juta bph setelah Maret 2018, karena sepertinya normalisasi tingkat persediaan minyak dunia belum normal ketika Maret tersebut. Bernstein menganggap waktu yang tepat mengakhiri komitmen pemotongan produksi tersebut adalah akhir 2018 nanti.

Pasar juga menantikan jadi tidaknya sanksi baru bagi Iran oleh Trump, bila ada sanksi baru dari AS kepada Iran, maka produksi minyak Iran sepertinya selama 90 hari kedepan akan mengalami kehilangan pendapatannya dari pasokan minyak sebesar 1 juta bph.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,84 atau 1,66% di level $51,44 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $1,01 atau 1,80% di harga $57,26 per barel.

Persediaan minyak mentah AS turun 2,7 juta barel di pekan lalu menjadi 462,22 juta barel, disertai pula penurunan produksi minyak mentah sebesar 81 ribu bph menjadi 9,48 juta bph. Kenaikan harga minyak juga didukung oleh impor minyak China yang juga mengalami peningkatan sejak awal tahun hingga akhir kuartal ketiga lalu.

Dengan demikian kombinasi produksi minyak AS dan OPEC yang dibatasi serta tingginya permintaan minyak khususnya dari China dan sanksi baru bagi Iran, tentu membuat pasokan minyak dunia makin ketat dan mendekati angka keseimbangannya.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: The Telegraph