Harga Minyak Masih Aman Untuk Menguat

0
67

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(11/10/2017), harga minyak masih aman untuk menguat dan dapat melanjutkan di area yang positif kembali pada perdagangan sore ini dengan dorongan bahwa Barkindo ingin AS ikut serta dalam pemangkasan produksi dunia serta ancaman badai Nate yang sudah mereda serta perkiraan Barclays yang membuat investor minyak senang.

Beberapa kawasan seperti tempat pengiriman ekspor dan impor minyak di wilayah badai yang ada di Texas dan Louisiana sudah buka kembali. Seperti kita ketahui bilamana produksi minyak AS sudah normal kembali, akan terjadi kenaikan pasokan dunia. Namun buru-buru Barclays menyatakan bahwa perkembangan minyak Brent di tahun depan masih akan naik di rata-rata $5 perbarel menjadi $56 perbarel.

Prakiraan Barclays sendiri merupakan lanjutan espektasi perhitungan pertumbuhan ekonomi dunia dari Dana Moneter Internasional atau IMF, bahwa di tahun ini pertumbuhan ekonomi dunia rata-rata akan tumbuh 3,6% dan akan meningkat menjadi 3,7% di tahun berikutnya.

Memang alasan Barclays bisa diterima ketika sebuah pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan maka kebutuhan akan energi dapat dinyatakan juga akan meningkat karena faktor konsumsi yang mengikutinya. Barclays sendirimenyatakan bahwa rata-rata harga minyak Brent di tahun ini bisa $52,70 perbarel dan di akhir tahun bisa $53 perbarel. Sedangkan di kuartal pertama 2018 bisa $56 perbarel, namun di kuartal kedua 2018 bisa turun menjadi rata-rata $48 perbarel karena faktor cadangan minyak yang meningkat.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,13 atau 0,26% di level $51,05 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,15 atau 0,26% di harga $56,76 per barel.

Kenaikan harga lebih lanjut terjadi karena investor melihat Arab Saudi melalui Saudi Aramco telah mengumumkan bahwa mulai bulan depan, ekspor minyaknya akan dikurangi sebesar 7% atau setara dengan 560 ribu barel perhari dengan tujuan meningkatkan harga minyak dunia.

Sekjen OPEC Mohammad Barkindo yang berbicara dalam sebuah forum energi CERAWeek di India juga telah menghimbau agar produsen-produsen AS ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak dunia. Barkindo beralasan bahwa OPEC dan 11 negara lainnya hanya mampu mengurangi produksi minyak dunia sebesar 2% saja, sedangkan produksi AS sudah meningkat 10% lebih sejak awal tahun, sehingga dapat dipastikan bahwa persediaan minyak dunia akan melimpah dan membuat harga akan sulit bangkit.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Yahoo Finance