Harga Minyak Melemah Dipicu Tingginya Persediaan Minyak AS

0
61

JAVAFX – Harga minyak melemah dipicu tingginya persediaan minyak AS pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sehingga potensi impor dari AS akan segera berkurang cukup banyak.

Semalam, Energy Infromation Administration secara mengejutkan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS melonjak 5,8 juta barel, padahal jumlah kilang yang aktif masih sama dengan pekan sebelumnya. Rupanya pemerintah AS sedang memperbesar impor minyak mentahnya meskipun minyak Brent harganya lebih mahal daripada minyak WTI.

Situasi ini memanfaatkan naiknya konsumsi minyak China, seperti yang dilaporkan salah satu perusahaan pengolah minyak asal China, Sinopec, bahwa belakangan ini, masyarakat China memperbesar konsumsi bahan bakarnya karena produktivitas mereka meningkat.

Karena persediaan minyak AS meninggi, maka sisi beli minyak juga mengendor, dan hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,26 atau 0,36% di level $71,58 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,36 atau 0,45% di harga $79,44 per barel.

Sebetulnya pasokan minyak dunia akan menurun di akhir kuartal kedua tahun ini. Setelah Iran dan Venezuela akan terus turun produksinya dalam beberapa waktu kedepan, diiringi pula produksi OPEC yang masih terus terbatas hingga akhir tahun ini serta akan berakhirnya perang dagang AS dengan China di mana terdapat salah satu klausul peningkatan impor minyak China dari AS.

Pasokan minyak dari Venezuela akan terus turun. Hal ini disebabkan oleh Nicola Maduro yang akhir pekan lalu terpilih kembali menjadi Presiden Venezuela sehingga tekanan dari AS terhadap negara di Kepulauan Karibia tersebut makin besar di mana produksi minyak negara anggota OPEC tersebut sekarang tinggal 1,5 juta bph. Masalah Iran juga makin memanas setelah AS semalam menekan Iran untuk segera menanggalkan program nuklirnya serta keluar dari perang di Suriah sebagai prasyarat utama lepas dari embargo AS. Diperkirakan produksi minyak Iran akan terpangkas sekitar 200 ribu bph pada akhir tahun ini.

2 negara produsen minyak yang juga anggota OPEC akan menurun produksinya, beberapa negara OPEC yang ikut membatasi produksi minyak 1,8 juta bph, kemungkinan mulai bulan depan akan memperbesar lagi produksi minyaknya, dengan tujuan menutupi turunnya produksi minyak kedua anggota tersebut. Libya juga mengumumkan bahwa produksi minyaknya untuk sementara akan berkurang sekitar 120 ribu bph karena ada masalah produksi.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC