Kemekeu Jepang : Volatilitas Tetap Tinggi Di Pasar Valas

0
93

JAVAFX – Seorang pejabat senior dari Kementerian Keuangan Jepang mengatakan pada hari Rabu bahwa volatilitas tetap tinggi di pasar valuta asing dan bahwa ayunan yen yang cepat, baik naik atau turun, tidak diinginkan.

Stabilitas dalam mata uang penting, mengingat ekonomi Jepang yang masih goyah terkena guncangan sebagai akibat dari penyebaran virus corona, kata pejabat itu kepada wartawan.

Saat ini, Jepang memiliki lebih dari 1.000 kasus virus termasuk sekitar 700 dari kapal pesiar yang dikarantina dekat Tokyo pada bulan lalu. Empat belas orang tewas, termasuk tujuh dari kapal. Virus ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, dengan lebih dari 100.000 kasus yang dikonfirmasi dan 3.600 kematian.

Spekulasi ditolak oleh penyelenggara bahwa wabah corona secara global akan merusak impian Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo, sebuah hasil yang bisa menjadi lebih mungkin jika keadaan darurat diumumkan.

Sementara itu, sehari sebelumnya, Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa “Saat ini kondisi pasar keuangan global “sangat tidak stabil” dan sebagai dampak ekonomi dari epidemi wabah virus corona yang terus meluas hingga ke seluruh dunia.

Haruhiko Kuroda juga mengatakan kepada parlemen bahwa bank sentral telah membeli kumulatif sebesar 2,04 triliun yen ($19,75 miliar) nilai dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) sejak bulan Oktober tahun lalu.

Di bawah kebijakan yang dijuluki kontrol kurva hasil, BOJ memandu suku bunga jangka pendek pada 0,1% dan yield obligasi pemerintah 10 tahun sekitar 0%. Ia juga membeli aset berisiko seperti ETF sebagai bagian dari program stimulus besar-besaran.

Perdana Menteri Shinzo Abe juga menyatakan keadaan darurat bagi ekonomi Jepang atas dampak penyebaran corona karena Abe terus-menerus menuai kritik atas penangannya terhadap penyakit tersebut menjelang Olimpiade Tokyo.

Saat ini Abe telah menjabat sebagai perdana menteri Jepang terlama sejak ia kembali ke kantor pada tahun 2012 lalu dan saat ini adalah ujian terbesar dengan kecaman atas penanganannya terhadap virus corona yang terus meluas ke seluruh dunia.