7 Hal Penting Sebelum Melakukan Transaksi Hari Ini

0
29

JAVAFX – Berikut adalah 7 (tujuh) hal penting yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi pada hari Rabu (30/01).

  1. Pelaku pasar menunggu pengumuman Federal Reserve. Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengambil tindakan terhadap suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada hari ini. Suku bunga diperkirakan tetap dalam kisaran antara 2,25% -2,5%. Gubernur Bank Sentral Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers setelah rilis pernyataan Fed. Para investor akan mencari tanda-tanda yang lebih besar tentang seberapa sabar bank sentral AS akan sebelum menaikkan biaya pinjaman lagi.
  2. The Fed diperkirakan akan bernada dovish, dimana kenaikan suku bunga tahun ini diperkirakan hanya akan dua kali saja. Rencana ini tentu lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya yang diperkirakan bisa naik tiga kali lipat. Fed lebih bersikap kalem dalam menaikkan suku bunga dengan lebih hati-hati mempertimbangkan kondisi ekonomi AS yang mendingin. Keputusan ini akan membuat Dolar AS dalam tekanan dan memberikan peluang lawan-lawannya untuk menguat kembali, seperti Euro dan Poundsterling. Indek Dolar AS stabil di 95,50
  3. Investor juga akan memperhatikan seputar data tenaga kerja disektor swasta sebagaimana dilaporkan oleh ADP. Pertumbuhan penggajian swasta, sering dilihat sebagai tindakan pemanasan untuk laporan penggajian disektor nonpertanian oleh pemerintah pada hari Jumat nanti. Diperkirakan laporan ADP akan mencatatkan pertumbuhan gaji swasta hingga 180.000 pada bulan Januari. Selain data ADP pasar juga akan menanti data penjualan lama.
  4. Di pasar obligasi, harga Treasury AS beringsut lebih rendah, mendorong imbal hasil sedikit lebih tinggi di seluruh kurva, dengan patokan imbal hasil 10-tahun naik menjadi 2,725%.
  5. Rencana perundingan AS – China terkait resolusi perang dagang diantara mereka masih akan dijadwalkan. Amerika Serikat dan China akan mengadakan pembicaraan dua hari di Washington dalam apa yang akan menjadi pembicaraan tingkat tertinggi sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menyetujui gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang mereka pada bulan Desember. Putaran pembicaraan terakhir akan dipimpin oleh utusan ekonomi top Xi Jinping, Liu He, dan perwakilan perdagangan Presiden Donald Trump, Robert Lighthizer. Informasi beredar sejauh ini, ada sedikit indikasi bahwa pejabat Cina bersedia menangani tuntutan inti AS untuk melindungi hak kekayaan intelektual Amerika dan mengakhiri kebijakan yang Washington katakan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk mentransfer teknologi ke Perusahaan Cina. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bahwa dua ekonomi terbesar di dunia akan gagal mencapai kesepakatan sebelum 2 Maret, ketika administrasi Trump dijadwalkan untuk menaikkan tarif barang-barang China senilai $ 200 miliar.
  6. Bursa saham AS diperkirakan akan menguat. Para pialang menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve dan pembicaraan AS-China, sambil menunggu sejumlah laporan saham yang dinanti dari sejumlah perusahaan besar. Ketiga indek terindikasi akan naik. Dimana bursa saham Asia dan Eropa diperkirakan akan mengawali dengan kenaikan pula. Investor memantau perkembangan terbaru seputar Brexit. Anggota parlemen Inggris menolak sebagian besar amandemen yang berusaha menghentikan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, menghidupkan kembali kekhawatiran Brexit tanpa kesepakatan.
  7. Sejumlah nama besar akan menjadi perhatian pasar. Diantaranya laporan keuangan saham Apple yang melegakan investor dengan melaporkan pertumbuhan tajam dalam bisnis layanannya, membantu meningkatkan saham perusahaan meskipun penjualan iPhone turun di kuartal belanja liburan untuk pertama kalinya. Investor merasa lega bahwa tidak ada berita buruk baru setelah raksasa teknologi itu mengejutkan pasar keuangan pada awal bulan ini ketika peringatan pendapatan yang langka memicu kekhawatiran ketegangan perdagangan AS-China menghantam pengeluaran konsumen China. Saham perusahaan naik 5,5% menjadi $ 163,18 dalam perdagangan premarket. Mereka telah jatuh lebih dari 30% sejak November di tengah kekhawatiran tentang penjualan iPhone yang lemah.(WK)