Harga Minyak Lanjutkan Sisi Positifnya Terbantu Data EIA

0
92

JAVAFX – Harga minyak lanjutkan sisi positifnya lagi terbantu data EIA bahwa stok minyak pemerintah AS mengalami penurunan kembali di minggu lalu.
Sebelumnya harga minyak juga menguat lagi dikala upaya Arab Saudi untuk mengurangi ekspor minyaknya agar stok minyak dunia dapat mengimbangi permintaan konsumsi global yang tidak bergeser membaik.
Kondisi harga minyak memang sempat membaik di perdagangan seminggu lalu dimana beberapa kali stok minyak AS yang masih terus turun diimbangi oleh kenaikan produksi minyak dari AS maupun dari OPEC dan permintaan minyak dunia yang kemungkinan besar akan menurun di tahun depan.
Mengecilnya persediaan minyak pemerintah AS, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,69 atau 1,49% di level $47,09 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,75 atau 1,54% di harga $49,59 per barel.
Pada perdagangan semalam, alhasil laporan Energy Information Adminsitration menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS di minggu lalu menagalami penurunan sebesar 4,7 juta barel, diatas perkiraan pasar 3 juta barel. Untuk bahan bakar diluar dugaan mengalami penurunan juga sebesar 4,4 juta barel dan minyak suling turun persediaannya sebanyak 2,1 juta barel.
Namun EIA juga melaporkan peningkatan total produksi minyak pemerintah AS di minggu lalu sebesar 32 ribu barel perhari menjadi 9,429 juta barel perhari.
Data EIA tersebut berlawanan dengan data sebelumnya yaitu data dari American Petroleum Institute atau API yang menyatakan bahwa persediaan minyak AS bisa mengalami kenaikan sebesar 1,60 juta barel, stok bahan bakar menurun 5,5 juta barel dan stok minyak suling diperkirakan API akan naik 2,9 juta barel.
Selain itu, Departemen Energi AS juga menyampaikan pesan ke investor bahwa produksi minyak mentah AS di bulan depan kemungkinan besar akan naik sekitar 112 ribu barel perhari menjadi total produksi 5,585 juta barel perhari.
Disiarkan juga bahwa ekspor minyak Arab Saudi mengalami penurunan di Mei lalu, dari 7,006 juta barel perhari menjadi 6,924 juta barel perhari. Tujuan pengurangan tersebut yaitu untuk mengurangi stok minyak global dan sebagai bagian dari komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta barel perhari, dimana Libya sendiri akan meningkatkan produksinya di tahun ini hingga mencapai 1,25 juta barel perhari dan 1,5 juta barel perhari di 2018 nanti.
Namun kabarnya bahwa Libya dan Nigeria yang merupakan anggota OPEC namun dibebaskan untuk tidak ikut dalam komitmen pemangkasan minyak 1,8 juta barel, nampaknya akan diundang dalam rapat evaluasi komitmen OPEC dan 11 negara non-OPEC di Rusia pada Senin pekan depan ini. Tersiar rencana pula bahwa Libya dan Nigeria akan dipaksa untuk mengurangi juga produksi minyaknya.
Sementara ini kedua negara ini belum menentukan sikap penolakan, namun Nigeria sedikit keberatan bila diikutkan dalam komitmen tersebut karena stabilitas keamanan negeri produsen minyak di Afrika tersebut masih belum kondusif dimana jalur distribusi maupun kilang minyaknya sering mendapatkan gangguan keamanan sehingga produksinya sering terhenti.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: USA Today