Kinerja Perdagangan Minyak Minggu Lalu, Sulit Dipertahankan

0
46
A flare from an ocean-based oil rig burning LNG as part of its exploration activities. Ocean water spraying from the rig provides a heat shield and cools the rig and other equipment.

JAVAFX – Pada sepekan kemarin, pelaku pasar komoditi energi, khususnya minyak mentah bisa merasakan pesta yang meriah dengan kenaikan harga yang nyata. Keuntungan hampir 5% dalam sepekan dimana tidak banyak analis yakin akan dapat dipertahankan dalam sepekan mendatang.

Perdagangan minyak mentah memiliki sejumlah faktor fundamental yang bisa mendukung kenaikan ini. Badai yang memangkas lebih dari setengah produksi minyak di Teluk Meksiko; Upaya tit-for-tat Iran untuk merebut kapal tanker Inggris; penarikan besar yang tak terduga dalam stok minyak mentah AS; OPEC mempertimbangkan pengurangan produksi yang tidak terbatas karena shale AS menjadi ancaman permanen dan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell membuat kasus terkuatnya untuk penurunan suku bunga.

Namun, menjelang pekan ini berakhir, Badan Energi Internasional, memberikan pernyataan yang berusaha melemaskan gairah kenaikan ini. IEA menyiram dengan ember air untuk memadamkan reli yang memanas.Lembaga ini menyatakan bahwa dunia telah hidup melalui surplus pasokan hampir 1 juta barel per hari dalam enam bulan pertama 2019 meskipun ada pemotongan OPEC yang agresif, dan pasar sedang menyiapkan diri untuk kekenyangan babak kedua juga karena pasokan minyak serpih AS yang tidak diharapkan untuk reda.

Dalam perdagangan pekan kemarin, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir dengan kenaikan hampir 5% sementara minyak Brent AS membukukan kenaikan hampir 4%. Reli kenaikan harga ini didukung oleh turunnya pasokan minyak mentah AS sebesar 9,5 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juli, dibandingkan dengan perkiraan untuk penarikan 3,08 juta barel.

Naiknya harga minyak pekan lalu juga didukung oleh Badai Tropis Barry yang menargetkan pantai Louisiana dan sejumlah instalasi produksi dan pemurnian di Teluk Meksiko. Dimana dilaporkan setengahnya harus ditutup, sehingga memotong produksi lebih dari 1 juta barel per hari.

Pasar mendapat tantangan secara fundamental dari pernyataan Jerome Powell yang belum mengkonfirmasi kepada Kongres akan penurunan suku bunga ketika The Fed bertemu 30-31 Juli.

Dalam sesi hari Jumat, baik WTI dan Brent memulai sesi AS dengan agak goyah setelah IEA meramalkan kembalinya pasar yang kelebihan pasokan tahun depan meskipun pemotongan produksi OPEC dengan penuh semangat.

Hanya sehari sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan dalam laporan dibulan Juli bahwa akan memproduksi sekitar 560.000 barel per hari lebih dari yang dibutuhkan tahun depan, tidak berkat lonjakan berkelanjutan dalam produksi minyak serpih AS. Laporan itu menyarankan bahwa OPEC yang dipimpin Saudi dan sekutu non-anggota utamanya Rusia, mungkin akan memotong produksi tanpa batas waktu melebihi batas waktu yang ditetapkan saat ini pada Maret 2020.

Dalam sepekan kedepan, setidaknya ada beberapa agenda penting yang perlu mendapat perhatian dari pasar. Pada hari selasa, akan dirilis laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) tentang stok minyak AS. Esok harinya adalah laporan mingguan stok minyak AS versi pemerintah yang akan dirilis oleh EIA. Seperti biasa, Baker Hughes akan memberikan laporan mingguan aktifitas pengeboran minyak AS. di hari Jumat. (WK)