Meski Telah Brexit, Konsumen Inggris Masih Merasa Khawatir

0
44

JAVAFX – Dalam sebuah survey yang dilakukan pada hari Selasa (11/2) menunjukkan bahwa warga Inggris terus menahan pengeluaran belanja mereka pada bulan lalu, dimana para pelaku pasar belum merasakan adanya kepercayaan yang dilaporkan oleh banyak perusahaan sejak pemilihan di bulan Desember kemarin yang memecahkan kebuntuan Brexit.

Berdasarkan data yang dirilus dari British Retail Consortium menunjukkan total pembelanjaan ritel mengalami penguatan tipis sebesar 0,4% secara tahunan di bulan Januari.

Peningkatan rata-rata selama 12 bulan terakhir hanya 0,2%, terendah sejak catatan BRC dimulai pada tahun 1995 silam, sementara penjualan ritel sejenis pada Januari, tidak termasuk perubahan ruang lantai dari satu tahun ke tahun berikutnya.

Meskipun nilai penjualan statis, setidaknya tidak ada kemunduran lebih lanjut tentang kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen telah mulai mengembalikan kepercayaan setelah pemilihan umum, tetapi hingga saat ini belum mengalami lompatan besar untuk sektor ini.

Perdana Menteri Boris Johnson berhasil memenangkan pemilihan dengan pengikut mayoritas lebih besar dari yang diperkirakan pada pemilihan 12 Desember yang mengakhiri ketidakpastian jangka pendek tentang apakah Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada akhir Januari.

Adanya tanda-tanda bahwa bisnis dan pasar perumahan melihat lompatan kepercayaan dan aktivitas pada bulan Januari, meskipun banyak perusahaan khawatir tentang risiko bahwa Inggris dan Uni Eropa gagal mendapatkan kesepakatan perdagangan pada batas waktu 31 Desember.

Sebuah survei terpisah oleh Barclaycard, yang mencakup kisaran pengeluaran yang lebih luas, lebih optimis, menunjukkan lonjakan belanja tahunan 3,9% oleh konsumen pada Januari, didorong oleh pengeluaran untuk bahan bakar dan di supermarket.

Pengeluaran di bioskop melonjak 22%, dibantu oleh rilis “1917”, sementara agen perjalanan dan maskapai penerbangan juga melihat penjualan meningkat. Barclaycard mengatakan kepercayaan konsumen terhadap ekonomi Inggris mencapai level tertinggi sejak September 2016 sebesar 42%.

Survei dilakukan antara 24 Januari dan 27 Januari oleh Longitude Research dan termasuk tanggapan dari 2.004 orang.